SURAKARTA (SUARABARU.ID) -Puskesmas Sukodono Kabupaten Sragen bekerjasama dengan Pusat Studi Pangan dan Kesehatan Masyarakat (PSPKM) Universitas Slamet Riyadi (Unisri) melaksanakan program pengentasan stunting.
Program disertai target penurunan angka Stunting mengingat hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, Kabupaten Sragen mengalami kenaikan angka stunting dari 18,8 persen di 2021 menjadi 24,4persen tahun 2022.
“Unisri Surakarta bekerja sama Puskesmas Sukodono melakukan pengamatan terhadap program pengentasan stunting yang dilakukan Puskesmas Sukodono khususnya di Desa Bendo’, kata Kepala PSPKM Akhmad Mustofa, Sabtu (6/1).
Kepala PSPKM Unisri Akhmad Mustofa mengatakan, pelaksanaan program dilakukan pada 20 anak stunting. Puskesmas Sukodono juga memberikan pemberian makanan tambahan (PMT) selama beberapa bulan kepada 20 balita yang menjadi obyek pengamatan.
Sedangkan PSPKM bersama mahasiswa Fakultas Teknologi dan Industri Pangan Unisri melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan dari para balita yang mengalami stunting setiap 10 hari sekali.
Hasil pengukuran menunjukkan pemberian PMT belum secara signifikan berpengaruh nyata terhadap kondisi stunting dari para balita. Karena itu pihaknya berharap dapat melakukan penelitian lebih mendalam di daerah Sukodono khususnya, guna menentukan factor yang berpengaruh nyata terhadap stunting dan solusi untuk mengentaskannya.
“Kerja sama antara Puskesmas dengan PSPKM diharapkan dapat mewujudkan target penurunan angka stunting,” kata Akhmad Mustofa
Masih dalam kesempatan sama Kepala Puskesmas Sukodono mengatakan, diperlukan strategi yang lebih kreatif untuk mengentaskan stunting di wilayah Sukodono.
Dan juga perlu dikaji secara mendalam problem yang terjadi di keluarga yang mengalami stunting. Baik dari sisi sosial ekonomi, perilaku hidup sehat dan pengetahuan akan gizi anak, serta factor lain yang kemungkinan mendukung terjadinya stunting.
“Sesuai target, stunting di Kabupaten Sragen di 2024 dapat turun menjadi 13,3 persen , sesuai target nasional sebesar 14 persen,” kata Dokter Susana.
Bagus Adji