SEMARANG (SUARABARU.ID)– Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat berharap, jumlah dan kapasitas guru serta infrastruktur yang ada saat ini, harus dipersiapkan secara matang. Hal ini dalam upayanya untuk memenuhi kebutuhan penerapan Kurikulum Merdeka secara Nasional.
”Penerapan Kurikulum Merdeka secara Nasional, membutuhkan kecukupan dari sisi jumlah dan kapasitas guru. Karena, bila kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara maksimal, perlu dipersiapkan secara matang sejak awal,” kata Lestari dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/12/2023).
Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memastikan, Kurikulum Merdeka akan diterapkan secara Nasional pada 2024. Saat ini, sebanyak 80 persen sekolah di semua jenjang, secara sukarela telah menerapkan Kurikulum Merdeka.
BACA JUGA: Ditandai Penyerahan Kunci, Purna Pugar Rutilahu Milik Anak Yatim Piatu
Di sisi lain, dari catatan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek memperkirakan, Indonesia masih kekurangan sebanyak 1,3 juta guru pada 2024, seiring dengan banyaknya guru yang pensiun.
Menurut Lestari, kesiapan penerapan Kurikulum Merdeka harus segera dipastikan, baik dari sisi kualitas dan jumlah guru, serta kesiapan infrastrukturnya.
Dalam penerapan kurikulum, ujar Rerie sapaan akrab Lestari, guru yang berperan sebagai pengembang kurikulum, harus mampu menerjemahkan, menjabarkan dan mentransformasikan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum, kepada peserta didik.
BACA JUGA: Bantu Negeri: Cegah Stunting, Muda Berwirausaha, dan Pengelolaan Sampah
Diakui Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, tantangan dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, merupakan salah satu tantangan terbesar bangsa, agar memiliki daya saing yang tinggi di masa datang.
”Sektor pendidikan yang merupakan bagian dari proses membangun SDM Nasional, harus menjadi perhatian serius semua pihak, agar mampu mencapai target yang telah ditetapkan,” pinta dia.
Apalagi, ungkap anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, berdasarkan hasil riset International Institute for Management Development (IIMD) World Talent Ranking (WTR) 2023, terhadap 64 negara di dunia, daya saing SDM Indonesia pada 2023 naik empat peringkat, dari 51 ke 47.
BACA JUGA: Kado Akhir Tahun, Lapas Semarang Terima Dua Penghargaan
Meski begitu, tambah Rerie, IMD juga memberi catatan, cara belajar untuk tingkat pendidikan dasar di Indonesia, masih sangat tradisional dan harus diubah lebih inovatif, untuk meningkatkan SDM-nya.
”Para pemangku kepentingan di sektor pendidikan, harus mampu membangun kolaborasi yang kuat, dalam mewujudkan sistem pembelajaran yang mampu meningkatkan daya saing SDM Nasional, dan karakter anak bangsa yang lebih baik. Hal ini agar mampu menjawab berbagai tantangan di masa depan,” tegas Rerie.
Riyan