blank
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menjelaskan kepada istri Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin, Wury Ma'ruf Amin tentang penanganan stunting di Kota Semarang, Kamis (28/12/2023). (foto hp)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin, mengapresiasi langkah penanganan stunting Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Hal itu dikarenakan angka stunting di Ibu Kota Jawa Tengah kian menurun.

Dalam kunjungan kerja (kunker) di Rumah Pelita Kota Semarang, Ma’ruf mengatakan, jika angka stunting di Kota Semarang kembali turun mencapai 1,6 persen atau menjadi 912. Menurutnya hal ini adalah kabar baik dari Pemkot Semarang dalam upaya menuntaskan stunting.

“Ini sudah turun 1,6 persen di Kota Semarang. Jadi sudah sangat jauh (angka stunting-red) dari tahun sebelumnya,” ujarnya di sela-sela kegiatan di Kota Semarang, Kamis (28/12/2023).

Sedangkan untuk data nasional sendiri, pada tahun 2022 angka stunting masih 21 persen. Dirinya yakin target prevalensi stunting 14 persen pada 2024 akan tercapai dengan penurunan sebesar 3,8 persen per tahun.

“Jadi ada beberapa yang memang masih tinggi, tapi laporan BKKBN yang menjadi korlap itu yakin bahwa target 14 persen dicapai,” paparnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengucapkan syukur berkat kerja keras dan tepat yang telah dilakukan membuat angka stunting di Kota Lunpia semakin turun. Meski demikian, pihaknya tidak akan lengah, dan target zero stunting terus digelorakan.

Oleh karena itu, untuk mencegah angka stunting, Pemkot Semarang bakal membangun Day Care di setiap kecamatan. Selain itu, pihaknya telah memberikan perhatian kepada anak-anak yang menderita stunting melalui Semarang Berbagi, Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan pendampingan ibu hamil dan wanita remaja.

“Kami berharap 2024 stunting bisa tuntas. Dan Day Care bisa di 16 kecamatan, karena saat ini kan masih 8 kecamatan. Diharapkan ini bisa memenuhi. Tapi ini bukan berarti kita mau ada anak stunting lagi, tetapi ini buat edukasi untuk ibu hamil. Karena mereka berisiko anemia, dan ada potensi anaknya stunting sehingga perlu ada edukasi. Rumah Daycare ini penanganan lintas sektor untuk pencegahan stunting,” ucap Mbak Ita sapaan akrabnya.

“Pencegahan tidak hanya anak tapi juga remaja putri, calon pengantin, calon ibu, dan ibu hamil sehingga ini harus dipantau karena bukan hanya mengobati tapi mencegah,” katanya.

Hery Priyono