Muttaqin mengatakan, selama masa pemantauan, personil BTP Semarang dan operator siaga 24 jam. “Petugas kami tersebar di Posko Kantor Balai Semarang, sub posko dan lapangan, sub pusat pengendali perjalanan KA (pusdalopka), serta sub posko di 11 stasiun (Stasiun Semarang Tawang, Semarang Poncol, Stasiun Pekalongan, Stasiun Tegal, Stasiun Purwosari,Solo Balapan, Yogyakarta, Lempuyangan, Stasiun KA Bandara YIA, Stasiun Purwokerto dan Stasiun Kroya).
Menurutnya para petugas baik dari Kantor Balai, Satuan Pelayanan yang akan secara berkala memutakhirkan data dan informasi di lapangan.
“Nataru kali ini, untuk pengolahan data kami memanfaatkan digitalisasi melalui Sistem Informasi Lalu Lintas (Sinta) BTP Semarang. Data dan informasi tersebut disajikan dalam bentuk laporan dalam 2 shift per hari,” terang Muttaqin.
“Upaya konkrit lainnya, kami koordinasi intensif dengan operator memantau data naik turun penumpang, mengawasi pelayanan di stasiun, memonitor kondisi perjalanan KA, memantau daerah rawan. Kami berupaya angkutan Nataru ini dikelola dengan baik, apalagi Jawa Tengah dan DIY menjadi salah satu simpul kepadatan keberangkatan dan kedatangan pengguna jasa KA. Kami upayakan masyarakat bisa bermobilitas, berlibur, berwisata di masa Nataru dengan nyaman dan selamat,” sambungnya.
Pra Nataru
Selain pelaksanaan Posko Pengawasan, pada pra Angkutan Nataru, BTP Semarang juga telah melaksanakan sosialisasi keselamatan di perlintasan sebidang seiring dengan meningkatnya perjalanan KA di masa Nataru.
Masyarakat diimbau ekstra berhati-hati ketika melintasi perlintasan sebidang, terutama di perlintasan sebidang yang tidak dijaga. Pemahaman juga diberikan kepada petugas JPL mengenai SOP keselamatan di perlintasan sebidang.