blank
Unit Kegiatan Mahasiswa Pengawal Ideologi Bangsa (UKM PIB) Universitas Semarang (USM) bekerja sama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah menggelar Kuliah Umum Pemasyarakatan dan Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila. (Foto:News Pool USM)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Unit Kegiatan Mahasiswa Pengawal Ideologi Bangsa (UKM PIB) Universitas Semarang (USM) bekerja sama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah menggelar Kuliah Umum Pemasyarakatan dan Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila.

Kegiatan yang mengangkat tema “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari” itu diselenggarakan di Ruang Teleconference Lantai 9 Gedung Menara USM pada Selasa (12/12).

Pada kuliah umum tersebut mengundang narasumber Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jateng, Haerudin, S.H.,M.H.

Menurut Haerudin, generasi muda rawan terpapar intoleran, radikalisme, dan terorisme. Hal itu dikarenakan oleh jati diri dan eksistensi.

Haerudin menjelaskan, indeks potensi radikalisme di Jawa Tengah sebesar 6,8%. Penyebaran paham radikal sering dibumbui narasi heroisme, kemudahan akses internet, banyaknya waktu luang, konten dan narasi radikal disebar dengan mudah serta diakses generasi muda.

“Indeks potensi radikalisme cenderung lebih tinggi di kalangan perempuan, generasi muda gen Z, milenial, serta mereka yang aktif mencari dan menyebar konten keagamaan di internet dan media sosial. Tingkat literasi digital di Jawa Tengah masih rendah jika dibandingkan dengan aksesibilitas masyarakat terhadap internet”, ungkapnya.

Dia mengatakan, Pancasila sebagai ideologi yang penting untuk dilihat sebagai hasil dari imajinasi dan penfasiran bersama berdasarkan pengalaman sejarah yang nyata.

Tak hanya itu, Pancasila sebagai ekspresi dari cipta, rasa dan karsa Bangsa Indonesia dan dapat bekerja di tengah masyarakat. Membudayakan Pancasila berarti menghidupkan serta merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan nyata.

“Mahasiswa selaku masyarakat dan kaum muda wajib menjaga persatuan, identitas budaya untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila merupakan falsafah negara, UUD 1945 sebagai hukum dasar penyelenggaraan pemerintahan negara dan pengelolaan kehidupan berbangsa, semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan pedoman mengelola bangsa yang plural dan multikultur,” jelasnya.

Sementara itu, narasumber kedua dalam kegiatan tersebut yaitu dari Dosen Fakultas Hukum USM, Aista Wisnu Putra, S.H.,M.H., mengatakan, akan ada banyak tantangan di masa depan seperti perlunya sikap adaptif dan terbuka dengan hal baru pada teknologi, cenderung terbuka (open minded), individualis, dan multikultur.

”Pancasila perlu dimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak terpengaruh oknum yang tidak melaksanakan secara utuh,” tuturnya.

Aista mengatakan, penguatan pada seluruh lapisan masyarakat perlu dilakukan, melalui kelembagaan FPK dan perantara bagi generasi muda. Serta penting untuk menguatkan kesatuan masyarakat adat, dan menjadikannya sebagai laborat penguatan Pancasila, pembauran dan kebhinnekaan dalam tindakan.

Ketua Umum UKM PIB USM, Yunika Rosari mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan agar mahasiswa paham dan mengerti terkait intoleran, radikalisme dan terorisme, sehingga dapat mewaspadai dan mencegahnya.

”Mahasisawa yang merupakan bagian dari masyarakat harus dapat menjadi contoh dalam pengimplementasian dari nilai-nilai luhur Pancasila,” ujar Yunika.

Muhaimin