Ketum KONI Jateng, Bona (ketiga dari kiri), saat menyampaikan paparannya, dalam FGD yang digelar di Kantor KONI Jateng, Jumat (1/12/2023). Foto: riyan

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Ketua Umum KONI Jawa Tengah, Bona Ventura Sulistiana mengatakan, perolehan medali di PON XX/Papua pada 2021 lalu, menjadi salah satu pemacu kesiapan timnya menuju PON XXI/Aceh-Sumut 2024 mendatang.

Dengan perolehan 27 medali emas, 47 perak dan 64 perunggu di PON Papua, Jateng hanya menempati posisi keenam dibawah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua dan Bali. Terlemparnya dari posisi empat besar inilah yang menjadi motivasi KONI Jateng untuk bebenah.

Hal itu seperti yang disampaikannya, dalam Focus Group Discussion (FGD), dengan tema, ‘Intensifikasi Persiapan Jawa Tengah Ke PON XXI/2024 Aceh-Sumut, yang digelar di Ruang Rapat Kantor KONI Jateng, Komplek GOR Jatidiri, Semarang, Jumat (1/12/2023).

BACA JUGA: Sebar Referral dan Raih Uang Jutaan, Ratusan Ojol Ikuti MyPertamina Hero Riders

FGD yang dimoderatori Wakil Ketum IV KONI Jateng Amir Machmud NS ini, hadir sebagai sebagai narasumber yakni, Ketua Komisi E DPRD Jateng Abdul Hamid SPdI, Qorbi Haqul Adam (Analis Keolahragaan Disporapar), Nanang Dwi Saputra (Kabid PMS Bapedda) serta Dr Soedjatmiko SPd MPd (Wakil Ketum II KONI Jateng).

Menurut Bona, prestasi yang dibawa di PON terakhir, menjadi eveluasi pihaknya untuk menghasilkan medali yang lebih banyak lagi. Dari catatan yang ada, hasil Jateng di Pra-PON atau Babak Kualifikasi PON 2024, memang menggambarkan situasi yang menggembirakan.

”Hasil sementara yang kita dapatkan dari beberapa cabor yang telah menyelesaikan Babak Kualifikasi PON, total keseluruhan, Jateng memperoleh 106 medali emas, 11 perak dan 121 perunggu,” kata Bona dalam keterangannya.

BACA JUGA: Sekda Kendal Sugiono: Pemilu Serentak 2024 Jangan Sampai Masyarakat Terpecah-Belah karena Beda Pilihan

Disampaikan juga, gambaran sementara perolehan medali dan prestasi itu, akan dijadikan evaluasi, guna menghadapi event sesungguhnya di PON XXI Aceh-Sumut pada 2024 mendatang.

Dia juga menyebut, capaian yang diraih provinsi lain, menjadi gambaran sementara untuk posisi Jateng saat ini. Taktik dan strategi apa yang akan digunakan nanti dalam persiapannya menuju PON mendatang, juga menjadi pembahasan KONI Jateng.

”Saat PON di Papua lalu, secara mengejutkan Bali mampu menyalip kita di klasemen akhir. Setelah kita evaluasi, ternyata Bali hanya berkonsentrasi di nomor-nomor individual, bukan tim,” ungkap Bona lagi.

BACA JUGA: Apel Siaga Bencana di Blora, Bupati Minta BPBD Buka Posko Aduan Kebencanaan untuk Masyarakat

Oleh karenanya, pilihan antara konsentrasi di nomor tim atau individual juga menjadi salah satu pembahasannya. Namun secara keseluruhan, pihaknya tetap mengakomodasi catatan prestasi dari berbagai cabor yang berprestasi, baik di nomor individu maupun tim.

Sementara itu, Nanang DS memberikan gambarannya tentang strategi dan kebijakan pembangunan olahraga di Jateng, menyongsong PON XXI/2024. Dalam pemaparannya dia menyampaikan, hal itu sesuai dengan kebijakan Nasional (Perpres No 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional/DBON).

Disampaikan olehnya, dengan misi mewujudkan Indonesia bugar, berkarakter unggul, dan berprestasi dunia, pihaknya yakin KONI Jateng bisa mewujudkan hal itu. Karena KONI juga menjadi bagian dari pembangunan olahraga.

BACA JUGA: Jepara Tuan Rumah Kejuaraan Sepaktakraw Usia Dini PSTI Jateng

”Pembangunan olahraga di Indonesia itu sesuai dengan tujuan DBON, yakni meningkatkan budaya olahraga di masyarakat, meningkatkan kapasitas, sinergitas, dan produktivitas olahraga prestasi Nasional dan memajukan perekonomian Nasional berbasis olahraga,” jelas Nanang.

Dia berharap, adanya koordinasi lintas sektor dan kominten bersama dalam pencapaian target Sport Development Indeks. Selain itu juga, peningkatan partisipasi dan kebugaran masyarakat melalui koordinasi lintas sektor.

”Ke depan, Jateng harus bisa meningkatkan prestasi olahraga melalui pembinaan dan pelatihan atlet, pelatih, serta tenaga olahraga lainnya. Yang juga bisa dilakukan yakni, sharing pembiayaan pembinaan olahraga melalui kerja sama atau Corporate Social Responsibility (CSR),” tutup Nanang.

Riyan