Menurut Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Dr Iwa Lukmana, kegiatan FTBI ini dalam rangka penguatan bahasa daerah masing-masing wilayah dan bahasa nasional yakni Bahasa Indonesia.
“ini revitalisasi bahasa daerah, yang tujuannya semakin lama semakin berkembang, dan semakin banyak Provinsi yang mencakup dan semakin banyak yang dicakup,” ujar Iwa.
“Revitalisasi harus terus ada. Di Indonesia, ada 718 bahasa daerah yang kondisinya sebagian besar mengenaskan. Kalau boleh bilang, tidak ada yang aman. Namun bahasa Jawa, Sunda, Bali dan Madura relatif aman, yang kurang aman itu daerah timur. Semakin ke timur, semakin kurang aman. Karena orangnya sedikit namun bahasanya banyak,” tuturnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Uswatul Hasanah menyatakan apresiasinya. Menurutnya, bahasa daerah menjadi bagian dari pendidikan budi pekerti.
“Kita apresiasi kegiatan ini yang merupakan kegiatan berjenjang dan sangat bermanfaat. Nanti ketika Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dari SD mau masuk ke jenjang SMP, atau pun SMP masuk ke jenjang SMA akan digunakan,” jelasnya.
Ditegaskan, dalam Permendikbudristek Nomor 46 tahun 2023 terjadi banyak kekerasan di satuan pendidikan. Salah satu jalan yakni dengan mendidik budi pekerti guna mencegah kekerasan, bisa melalui bahasa daerah.
Ning S