Narapidana Lapas Semarang mengikuti upacara kesadaran berbangsa dan bernegara yang dilaksanakan setiap tanggal 17. Foto: Dok/Lapas

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) atau biasa disebut narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang kembali menjalankan kegiatan rutin upacara kesadaran berbangsa dan bernegara, Jum’at (17/11/2023).

Bukan hanya WBP, jajaran Pejabat Struktural, Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) dan Jabatan Fungsional Umum (JFU) Lapas Semarang juga mengikuti jalannya kegiatan yang berlangsung di lapangan Lapas Semarang.

Diketahui, upacara kesadaran berbangsa dan bernegara ini dilakukan setiap tanggal 17 yang tak lain untuk membangkitkan kesadaran nasional khususnya bagi narapidana, yang dalam pelaksanaannya bergantian.

Pada kesempatan tersebut, Plh. Kepala Lapas Kelas I Semarang, Andreas Wisnu mengingatkan kedisiplinan warga binaan dan menjadikan role model petugas.

“Kami di sini mendampingi anda (narapidana), kesempatan ini dapat kita gunakan untuk berproses, karena warga binaan akan kembali ke keluarga dan masyarakat, apapun yang kita internalisasikan akan berpengaruh terhadap keluarga,” jelas Wisnu.

Menurut Wisnu, kegiatan ini merupakan kegiatan perdana pasca pandemi Covid-19. Sebelumnya, kegiatan serupa rutin dilakukan setiap tanggal 17 di Lapas Semarang, dimana sebagai petugas upacara adalah para narapidana yang ditunjuk.

Dalam upacara tersebut dilakukan pembacaan ikrar Catur Dharma Narapidana yang berbunyi:

1. Kami narapidana, berjanji menjadi manusia susila yang ber-pancasila dan menjadi manusia pembangunan yang aktif dan produktif
2. Kami narapidana, menyadari dan menyesali sepenuhnya perbuatan pelanggaran hukum yang pernah kami lakukan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan tersebut
3. Kami narapidana, berjanji untuk memelihara tata krama dan tata tertib, melakukan perbuatan yang utama dan menjadi teladan dalam lembaga pemasyarakatan
4. Kami narapidana, dengan tulus ikhlas bersedia menerima bimbingan, dorongan dan teguran, serta patuh, taat dan hormat kepada petugas dan pembimbing pemasyarakatan.

“Kebahagiaan sejati adalah jika anda (narapidana) bermanfaat bagi orang lain, keluarga, dan masyarakat,” tandas Wisnu.

Ning S