blank
Siswa MTs Tahfidz Yanbu'ul Quran, Ektada Biahmad Gussaldy (kedua dari kiri), meraih juara 2 (medali perak) di ajang Kron 2023. Foto: Dok/Tim Humas

KUDUS (SUARABARU.ID) – Siswa-siswa MTs Tahfidz Yanbu’ul Quran Menawan Kudus memboyong juara 1 (medali emas) dan juara 2 (medali perak), ajang Kontes Robot Nusantara (Kron) Asian Robotic Competition for Primary and Secondary School di Binus School, Serpong, Tangerang, Banten, pada Minggu 29 Oktober 2023.

Tim robotik MTs Tahfidz Yanbu’ul Quran yang beranggota Ahmad Harish Nadimassajjad, Nabil Aufa Al-Rahman, Keanu Auliya Putra menyabet juara 1 kategori Senior Creative dan tunggal atas nama Ektada Biahmad Gussaldy menjadi juara 2 untuk kategori brickspeed.

Kepala MTs Tahfidz Yanbu’ul Quran Menawan Kudus, Dr. Yuniar Fahmi Lathif mengatakan, pihaknya menjadikan even Kron 2023 ini untuk mendakwahkan alquran melalui kompetisi yang jujur, disiplin, dan ikhlas.

“Itu kuncinya. Semoga ilmunya barokah dan bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Tentu semua ini juga bukan karena kita yang pintar atau hebat, tetapi karena pertolongan Allah dan barokah para masyayikh,” ungkap Yuniar dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/11/2023).

Sementara itu, guru pembimbing robotik, Ahmad Athfi Noor Laili, menjelaskan, pihaknya mengirimkan tiga tim. Selain tim senior creative dan peserta brickspeed, ada satu siswa lagi untuk kategori Animation Scratch, yakni Muhammad Atha Zahid Al-Ghifari, yang masih menunggu pengumuman secara daring (online).

“Alhamdulillah, kami bersyukur tim kami mendapatkan juara 1 untuk kategori Senior Creative dan juara 2 untuk kategori brickspeed. Inovasi yang diusung tim kami dalam perlombaan kategori creative diberi nama Smart Madrasah,” terang Athfi, yang juga pengampu mata pelajaran Riset.

Athfi manuturkan, Smart Madrasah mengintegrasikan teknologi masa kini, antara lain, pintu gerbang otomatis yang hanya dapat dibuka ketika jam tertentu (masuk sekolah, pulang sekolah) dan bel otomatis tanda pergantian jam pelajaran. Selain itu, sistem tersebut dilengkapi dengan sensor alarm yang berbunyi jika ada seseorang yang akan berbuat buruk (maling).

“Di madrasah kami ada program ekstrakurikuler robotik yang telah berjalan sekitar tiga tahun. Namanya Menawan Robotic Academy Centre (MRAC). Harapannya, dari madrasah ini tercipta para cendekia muslim di bidang robotik yang nantinya dapat berkompetisi di level international,” ujarnya.

Salah satu siswa MTs Tahfidz Yanbu’ul Quran peserta kategori Brickspeed, Ektada Biahmad Gussaldy, mengungkapkan, kategori brickspeed mengharuskannya menyusun sebuah robot dengan cepat, tepat, akurat, dan efisien. Peserta harus membangun brickset bentuk robot yang telah ditentukan.

“Kami harus membangun robot dengan keterampilan stabilitas yang tinggi. Awalnya saya tidak yakin menang, tapi alhamdulillah bisa meraih peringkat dua,” ungkapnya.

Ning S