Lapas Kelas I Semarang yang memiliki WBP sekitar 1.500 orang beragama muslim memiliki visi, ‘Pulihnya kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan warga binaan pemasyarakatan sebagai individu anggota masyarakat dan makhluk Tuhan yang Maha Esa”.
Menurut Usman, kegiatan pesantren di Lapas Semarang dilaksanakan dalam satu pekan di tiap blok. Di dalam kegiatan tersebut diajarkan tentang bagaimana cara berwudlu, serta tata cara salat yang baik dan benar.
Selain salat, para WBP juga diajarkan membaca alquran dengan bacaan tartil dan tajwid.
“Diharapkan WBP Lapas Semarang khususnya warga muslim mampu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT,” tambah Usman.
Ia juga berharap sikap maupun perilaku kerohanian dari WBP diterapkan di dalam Lapas hingga saat mereka bebas nanti.
Menurut Kalapas, kegiatan pesantren ini juga untuk media introspeksi diri bagi WBP dalam menjalani kehidupan, sehingga dapat berpengaruh pada daya spiritual warga binaan.
Selain itu, bisa memberi motivasi kepada sesama WBP agar selalu memegang teguh tali agama yang diharapkan, mampu membentengi diri dengan keimanan dan ketaqwaan yang kuat.
Usman berharap kegiatan pembinaan Lapas Kelas I Semarang mampu menjadi motivasi dan inspirasi para WBP untuk menjadi lebih baik, dan selalu bersemangat mendalami ilmu agama Islam dengan baik dan benar.
Ning S