blank
Bupati memasang tanda petugas pengaman Pemilu 2024, hari ini. Foto: eko

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Terjadinya gesekan antara dua kelompok massa di Muntilan pada Minggu (15/10/23) menjadi pengalaman bagi jajaran Forkompinda, KPU, dan Bawaslu. “Kejadian itu menjadi bahan evaluasi agar pemilu berjalan dengan baik, tanpa mengurangi hak dari setiap partai politik (parpol),” kata Bupati Zaenal Arifin, ketika diwawancarai usai apel gelar pasukan Operasi Mantap Brata Candi 2023-2024 dalam rangka pengamanan Pemilu 2024, di Taman Lumbini Candi Borobudur, hari ini (Kamis 19/10/23).

Untuk itu, dia akan duduk bersama dengan KPU dan Bawaslu, idealnya seperti apa yang bisa dilakukan ketika terjadi kerawanan. Hingga apa yang dilakukan tanpa menghilangkan hak-hak demokrasi yang dimiliki oleh parpol.

Tapi, lanjutnya, dalam kondisi tertentu harus mengambil langkah strategis. Agar hal yang tidak diinginkan tidak terjadi lagi. “Kami akan memantau perkembangan dari insiden yang terjadi Minggu lalu dan akan merapatkan sistem. Mana yang terbaik tanpa harus melanggar regulasi yang ada,” katanya.

Lalu, apakah kegiatan semacam arak-arakan bermotor tetap bisa dilaksanakan?. Menurut Bupati
akan lebih mengetatkan perizinan untuk kegiatan yang melibatkan massa dalam jumlah banyak. Karena akan memunculkan potensi. “Dari pihak mana pun.
Penyelenggaraanya akan dipertimbangkan, sehingga hal yang tidak diharapkan tak akan terulang lagi,” imbuhnya.

Jajaran Pemkab  sudah melakukan mediasi atas kejadian itu. Dia minta maaf kepada masyarakat sekitar atas ketidaknyamanan yang terjadi di Jalan Raya Magelang-Yogyakarta karena sempat terjadi kemacetan serius. Kelompok yang terlibat sudah dimediasi, namun belum selesai sepenuhnya.

Kecemasan

Jajaran Forkompinda mengambil langkah agar tidak terjadi kecemasan di masyarakat. Sejumlah rumah yang menjadi korban perusakan sudah ditangani. “Kalau harus masuk ranah hukum, kami sudah punya data dan dokumen yang ada. Kalau bisa, hukum tertingginya dilakukan musyawarah atau perdamaian,” harapnya.

Ditambahkan, dalam mediasi belum menyinggung adanya ganti rugi. Karena mencoba diselesaikan secara bersama-sama.

Dia mengingatkan, pesta demokrasi harus dinikmati dengan bahagia layaknya sebuah pesta. Jangan sampai pesta digantikan dengan suasana mencekam.

Kapolresta Magelang Kombes Ruruh Wicaksono menambahkan,
petugas keamanan Pemilu 2024 sekitar 800 orang, dibantu kodim, di setiap desa satu Babinsa. Selain itu ada pula petugas Linmas 8.600 orang.

Menyinggung tentang gesekan dua kelompok massa di Muntilan, menurut Kapolresta, awalnya ada kelompok massa hendak pulang. Namun terjadi selisih paham di lapangan. Kemudian terjadi gesekan.

Eko Priyono