blank
Rektor UNS  Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum  mengalungkan kalung guru besar kepada Prof agr Ir Muhammad Cahyadi SPt,M.Biotech dalam Sidang Terbuka Senat Akademik di Auditorium  Universitas Sebelas Maret Surakarta , Selasa (17/10). Foto: Dok/HumasUNS

SURAKARTA (SUARABARU.ID)– Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menambah empat guru besar baru sehingga jumlahnya menjadi 298 orang. Sebelumnya pada bulan September 2023, UNS juga tela mengukuhkan 22 guru besar baru.

Upacara pengukuhan guru besar Prof Dr Ir  Heru Irianto MM, Prof Dr Ir Jauhari Syamsiyah MP , Prof.agr Ir Muhammad Cahyadi SPt,M Biotech dan Prof Dr Sunny Ummul Firdaus SH,MH dalam Sidang Terbuka Senat Akademik dipimpin Rektor UNS Prof Dr Jamal Wiwoho SH,M.Hum di, Selasa (17/10/2023).

Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta Prof Dr Jamal Wiwoho SH,MHum dalam sambutannya menyatakan, penambahan Guru Besar masih terus dialami UNS. Setelah sukses mengukuhkan 22 Guru Besar pada September 2023, pada pertengahan Oktober 2023 UNS kembali melahirkan empat guru besar barunya. Meningkatnya jumlah guru besar ditambah akreditasi nasional dan internasional, produktivitas riset, inovasi dan publikasi, serta ketersediaan fasilitas akademik yang memadai, dipastikan akan menjadi salah satu faktor penentu tingginya kualitas pendidikan di UNS.

Profesor dan doktor sejatinya merupakan nyawa atau ruh bagi perguruan tinggi membangun reputasi lembaga pendidikan tinggi. Sekaligus mengakselerasi transformasi dan kemajuan IPTEKS agar berdaya saing nasional serta global.

Prof Jamal Wiwoho menyampaikan, keinginan menjadi perguruan tinggi berkelas dunia tidak cukup hanya mengandalkan kesiapan organisasi dan tata kelola yang baik. Juga dibutuhkan usaha dalam penguatan riset, pengajaran serta inovasi. Karena itu, peran seorang profesor sangat strategis dalam menentukan masa depan perguruan tinggi dan bangsanya.

“Tidaklah salah jika kami selaku pimpinan perguruan tinggi meminta komitmen sejawat guru besar UNS untuk senantiasa produktif menyumbangkan potensi saintifiknya guna kepentingan kemajuan bangsa dan negara.  Jangan sebaliknya, setelah menggenggam predikat profesor, kebiasaan meneliti, menulis dan publikasi karya ilmiah menjadi vakum, karena sudah merasa nyaman dan terhormat dengan menyandang sebutan profesor, “ tandasnya

Sebelumnya Prof Dr Ir  Heru Irianto MM guru besar bidang Ilmu Manajemen Pemasaran pada Fakultas Pertanian UNS menyampaikan pidato pengukuhan bertajuk “Perluasan Pasar Beras Organik untuk Mendukung peningkatan konsumsi dalam negeri dan Kebijakan Triple Export”.

Sedangkan  Prof Dr Ir Jauhari Syamsiyah MP  sebagai guru besar bidang ilmu Kimia dan Kesuburan  Tanah pada Fakultas Pertanian UNS menyampaikan pidato pengukuhan “ Pengelolaan Kesuburan Kimia Tanah Dalam Mendukung Pertanian Berkelanjutan”.

Kemudian Prof agr Ir Muhammad Cahyadi,SPt , M Biotech sebagai guru besar bidang Ilmu Bioteknologi Peternakan pada Fakultas Peternakan UNC menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Pengembangan Marker Genomik untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Asal Ternak di Indonesia”.

blank
Rektor UNS  Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum (paling kiri) dan Ketua Senat Akademik  Prof Dr Sri Sulistyowati dr Sp.OG(K) (paling Kanan) berfoto bersama dengan empat Guru Besar baru dalam Sidang Terbuka Senat Akademik  di auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Selasa (17/10). Foto: Dok/HumasUNS

Berikutnya Prof Dr Sunny Ummul Firdaus sebagai guru besar  bidang Ilmu Hukum Tata Negara pada Fakultas Hukum UNS menyampaikan p[idato pengukuhan bertajuk”Konstruksi Presidential Threshold Sebagai Open Legal Policy di Indonesia”.

37 Tahun Enam Bulan.

Pada kesempatan berbeda Sekretaris Senat Akademik UNS Prof Ir. Ari Handono Ramelan MSc (Hons), PhD mengatakan, dari empat guru besar yang dikukuhkan satu diantaranya berusia 37 tahun.

“Beliau adalah Prof agr Ir Muhammad Cahyadi SPt,M.Biotech kelahiran  Lahat Sumatera Selatan 24 Maret 1986. Yang bersangkutan berusia 37 tahun enam bulan saat dikukuhkan sebagai guru besar. Semoga dengan dikukuhkannya empat Guru Besar baru dapat memotivasi dosen lainnya  untuk segera menjadi guru besar. Terlebih ini ada yang usianya 37 tahun semoga bisa menginspirasi lainnya,” ungkapnya.

Bagus Adji