Ilustrasi dokter memeriksa gigi pasien. Foto: Dok/Pixabay

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kamu pernah mengalami pembekakan pada gusi? Penyebab gusi bengkak sangat beragam, bisa dari kesalahan dalam perawatan gigi hingga efek penyakit tertentu.

Penyebab pembengkakan yang paling umum adalah infeksi pada gusi. Kondisi ini biasanya juga disertai gejala lain, seperti nyeri, bau mulut, hingga munculnya benjolan berisi nanah (abses gigi).

Dilansir dari Hellosehat (MedlinePlus), ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab gusi bengkak. Apa saja?

1. Menyikat gigi terlalu keras
Kebiasaan menyikat gigi dengan keras akan memicu rasa sakit, bengkak, dan perdarahan pada gusi. Rusaknya jaringan gusi dapat menyebabkan garis gusi melonggar dan membuat akar gigi jadi terbuka. Kondisi tersebut pada akhirnya menimbulkan kemunculan gejala gigi sensitif.

Hal terpenting saat menggosok gigi yaitu menyikatnya dengan metode yang benar. Gunakan sikat gigi berbulu halus dengan lebar kepala sikat yang sesuai dengan mulut kamu.

2. Gingivitis (radang gusi)
Gingivitis merupakan penyakit yang paling sering menjadi penyebab gusi bengkak dan sakit. Ini terjadi akibat kebersihan mulut dan gigi yang buruk.

Ketika kebersihan mulut tidak terjaga dengan baik, sisa makanan di sela gigi akan berkembang menjadi plak gigi. Plak lalu mengeras menjadi karang gigi dan menjadi penyebab gingivitis.

Cara mencegah dan mengatasi radang gusi tentu saja dengan menjaga kebersihan mulut. Selain sikat gigi, lakukan juga pembersihan lebih lanjut dengan flossing dan obat kumur.

3. Periodontitis
Periodontitis merupakan infeksi gusi serius yang merusak jaringan lunak dan tulang penyokong gigi. Penyakit ini merupakan bentuk lanjutan dari gingivitis yang sudah parah. Tidak hanya gusi bengkak, dampak lainnya yakni gusi berdarah, abses gigi, dan bau mulut tak sedap.

4. Abses gigi
Abses gigi merupakan kondisi ketika muncul benjolan berisi nanah di sekitar gigi, termasuk gusi. Benjolan nanah ini membuat gusi terlihat bengkak.

Abses gigi disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini perlu segera ditangani karena tidak bisa sembuh sendiri dan berpotensi menyebabkan komplikasi serius, seperti berpindahnya bakteri ke otak.