Pemkab Wonosobo melakukan pelepasan ekspor perdana keripik salak dan nanas ke Kanada. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengatakan salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian di daerah adalah peningkatan ekspor. Ekspor olahan khas daerah sangat berdampak bukan hanya untuk membantu para pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan kerja baru.

“Namun kegiatan ekspor produk daerah juga juga akan menghasilkan devisa dan mengurangi defisit transaksi berjalan. Saat ini ekspor perdana baru berupa keripik nanas dan salak. Ke depan kami berharap ada ekspor untuk produk olahan lain dari Wonosobo,” ujarnya.

Bupati Afif Nurhidayat mengatakan hal itu di sela-sela penandatanganan MoU dan Ekspor Perdana Produk UMK Korporasi Petani Menara Desa Kabupaten Wonosobo ke Negara Kanada di Pendopo Selatan. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati M Albar, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng Supriyanto.

Menurutnya, fasilitasi ekspor produk lokal juga merupakan bentuk upaya secara terus-menerus dalam mencari berbagai peluang, guna meningkatkan hubungan perdagangan bilateral dengan Kanada, sekaligus memastikan aktivitas perdagangan dan pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan bersifat inklusif bagi seluruh kalangan.

Lebih lanjut dikatakan, dengan kolaborasi yang kuat, Pemkab Wonosobo dapat mewujudkan visi bersama untuk membangun ekosistem UMKM yang tangguh, inovatif, dan berdaya saing tinggi di pasar global.

Tentunya pemerintah daerah, kata Afif, akan terus berupaya dan membangun ekosistem yang kondusif, agar kolaborasi usaha besar dengan UMKM ini menguntungkan kedua belah pihak, dan kita harapkan dapat terus berkembang.

“Saya mengajak mari untuk bersinergi, dalam rangka menjamin agar memorandum ini betul-betul memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi daerah, diikuti dengan peningkatan nilai ekspor serta luas cakupannya,” ujar dua.

Afif berharap, keberadaan memorandum ini dapat mendorong tumbuhnya perekonomian di Kabupaten Wonosobo ini dengan pesat, membuka lapangan kerja, berkontribusi besar pada naik kelasnya UMKM di Wonosobo.

Buah Segar

Penandatanganan MoU dan ekspor perdana kolaborasi UMKM dan PT Menara Pangan Desa. Foto : SB/Muharno Zarka

Dalam hal ini, layak dijadikan contoh adalah PT Menara Pangan Desa, Desa Kembaran, Kecamatan Kalikajar, yang dibina oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng, pernah melakukan ekspor produk nanas dan salak ke Kanada.

Namun dalam jumlah yang masih kecil, dan ini kemudian berkembang pada tanggal 11-14 Oktober mendatang siap mengirimkan satu kontainer produk ke Kanada.

Sementara itu, David Gunawan Buyer dari Canada merupakan importir produk-produk yang berhubungan dengan buah mengaku datang ke Indonesia, termasuk ke daerah Wonosobo adalah untuk mencari buah segar untuk di ekspor ke luar.

“Buat para petani yang punya produk buah segar yang baik ada peluang yang besar untuk mengekspor. Kami memilih PT Menara Pangan Desa untuk mengekspor ke Janada dan Amerika karena standar dan kualitasnya baik,” jelasnya.

Pihaknya menekankan untuk mendorong para UKM bisa ekspor, kuncinya adalah konsistensi dan kualitas produk. Dia melihat Wonosobo merupakan daerah yang sangat potensial di bidang pertanian. Karena peluang untuk meningkatkan volume ekspor olahan berbahan buah sangat bagus.

Direktur Operasional PT Menara Pangan Desa Danang Suwandono menyebut MoU Korporasi Petani Menara Pangan Desa dengan Exotique Food Inc Canada juga disaksikan 40 pelaku UMKM Wonosobo dan 35 Petani Jateng.

Dikatakan, pelepasan ekspor yang dilakukan tahun 2023 meliputi Keripik nanas dan salak ke Kanada, 1 kontainer, senilai Rp 120 juta. Sedang tahun 2024 : 2 kontainer, senilai Rp 600 juta, keripik nangka, salak, nanas, apel, baby nangka.

Dalam acara tersebut juga digelar bimbingan tehnis (Bimtek) pengembangan korporasi petani. Korporasi Petani Menara Pangan Desa tergabung dari 20 petani buah dari KUB Global Agrojaya di Wonosobo merupakan binaan Distanbun Jateng dan prodi pengembangan produk agro industri UGM.

Muharno Zarka