PEMALANG (SUARABARU.ID) – Petambak udang vannamei di Pemalang mendapatkan bantuan berupa sensor digital berbasis Internet of Thing (IoT).
Sensor IoT tersebut merupakan bantuan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tegal untuk petambak di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Tapang Sari Desa Ketapang Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal Marwadi menyampaikan, udang vannamei merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Pemalang yang telah diekspor ke manca negara.
Dalam rangka mendukung ekspor pengembangan budidaya udang vannamei secara intensif Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tegal memberikan bantuan sarana dan fasilitas berupa sensor digital berbasis internet of thing (IoT) yang terkoneksi dengan perangkat android petambak di Pokdakan Mina Tapang Sari Desa Ketapang Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang.
“Udang vannamei sangat sensistif dengan perubahan kualitas air kolam, dan dibutuhkan tindakan yang cepat apabila terjadi gangguan pada kualitas air,” terang Marwadi Senin (25/9/2023).
Dijelaskan, melalui perangkat IoT ini petambak dapat mengetahui dan mengontrol kondisi terkini kualitas air kolam agar dapat diperoleh hasil panen yang optimal.
Lebih lanjut Mawardi mengatakan, UMKM memiliki peranan penting dan strategis dalam struktur perekonomian Indonesia karena memberikan sumbangan besar terhadap Produk Domestik Bruto.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal berupaya memberikan kontribusi terbaik untuk terus meningkatkan peran UMKM dalam perekonomian di Eks Karesidenan Pekalongan yang bertujuan untuk mendukung upaya pengendalian inflasi, mendorong UMKM potensi ekspor, dan meningkatkan akses keuangan UMKM untuk mendukung stabilitas sistem keuangan.
Ketua Pokdakan Mina Tapang Sari, Riyanto menyampaikan, sensor digital berbasis Internet of Thing yang terkoneksi dengan perangkat android petambak dapat mengendalikan kualitas air kolam vannamei secara cepat sehingga tingkat kematian udang dapat diminimalisir.
“Selain itu melalui aplikasi teknologi ini juga dapat dilakukan tindakan yang cepat dan tepat, sehingga biaya produksi dapat ditekan seminim mungkin,” tutup Riyanto.
Sutrisno