LEBARAN bagi Masyarakat Indoonesia di mana pun, di meja tamu pasti tersedia kue untuk menjamu para tamu yang datang. Demikian halnya dengan warga Kudus, sayang jika tidak ada kue di meja ruang tamu saat Lebaran.
Ada kue yang khas di Kudus yang nyaris selalu ada pada hidangan Lebaran, keciput namnya. Tradisi menyajikan jajanan berbahan dasar beras ketanyang ditaburi dengan wijen ini telah dipertahankan secara turun – temurun.
Tradisi menyajikan keciput masih dilakukan masyarakat Kudus hingga saat ini. Tak hanya sebagai pelengkap untuk menghiasi meja tamu, jajanan ini juga menjadi favorit warga, tidak kalah dengan wafer atau cookies yang selalu tersedia setiap libur lebaran. Bahkan tak jarang masyarakat dari luar daerah mengunjungi keluarga di Kudus untuk menanyakan soal keciput.
Beberapa orang Kudus membuat sendiri jajanan ini. Biasanya kue keciput disiapkan pada minggu terakhir Ramadhan. Seluruh keluarga sering dilibatkan dalam pembuatan keciput. Mereka bersama – sama membentuk keciput, setelah adonan dibuat.
Keciput yaitu sejenis kue kering khas Kudus, yang sudah lama disajikan di meja setiap rumah saat lebaran tiba. Keciput merupakan oleh-oleh khas dari Kudus. Meski tergolong kue tradisional, kue keciput tetap diminati banyak orang.
Kue ini memiliki dua jenis bentuk, yaitu bulat dan lonjong, dengan bentuk bulat memanjang dengan balutan biji wijen di seluruh bagian bulatannya. Yang membedakan dengan onde-onde biasa adalah ukurannya lebih kecil dan tidak ada pengisi sebagaimana onde-onde.
Hal lain yang membedakannya dengan onde – onde adalah ketika pada saat digigit keciput ini tidak lembek seperti onde-onde. Keciput ini biasanya hanya tersedia pada saat lebaran saja, namun sekarang sudah tersedia di toko oleh-oleh khas Kudus, sehingga jika kamu berwisata ke Kudus kapapnpun keciput ini selalu tersedia di toko oleh – oleh. Rasanya sangat lezat untuk dicicipi ditambah dengan suasana saat pada waktu lebaran.
Kue keciput mempunyai rasa yang bermacam – macam, ada yang empul, renyah, bahkan ada yang keras untuk dimakan. Tergantung produsen yang membuat. Selera setiap orang juga berbeda – beda.
Kue yang terbuat dari tepung ketan yang ditaburi wijen putih akan terasa renyah jika diolah dengan benar dan akan keras jika salah adonan.
Selain sebagai tradisi lebaran, keciput juga merupakan ekspresi kebudayaan masyarakat Kudus. Interaksi yang terjalin tidak hanya antar anggota keluarga saat membuat kecipu, namun juga antar masyarakat dari daerah lain yang selalu menanyakan jajanan ini saat berkunjung ke rumah keluarganya di Kudus pada saat lebaran.
Bahkan banyak di antara mereka yang membawa pulang keciput sebagai oleh – oleh khas Kudus.
Dinita Charissa Ludviana – Mg