blank
Didampingi Kepala Bidang Kegiatan Kerja, Susi Andriany bersama para Pejabat Struktural Lapas, Pemimpin tim Diklat PKP Ditjenpas, Margaretha melihat langsung kegiatan kemandirian di kegiatan kerja LPK Bina Mandiri L'Pane Lapas Kelas I Semarang. Foto: Dok/Humas

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang menerima kunjungan kerja tim Diklat Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

Kunjungan dari tim Diklat PKP Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) tersebut dalam rangka studi banding yang diikuti oleh 11 orang.

Kepala Lapas (Kalapas) Kelas I Semarang, Tri Saptono Sambudji menyatakan, pihaknya membuka pintu seluas-luasnya bagi peserta Diklat PKP untuk belajar dan berbagi pengetahuan.

“Kegiatan kemandirian kerja ini merupakan bentuk kepedulian dan tugas kami sebagai lembaga pemasyarakatan untuk membina orang yang bermasalah terhadap hukum, untuk berproses menjadi pribadi yang lebih baik,” ujar Tri Saptono, Jumat (22/9/2023).

Ia menyebut, pelaksanaan berbagai kegiatan pembinaan kemandirian di Lapas Semarang selama ini berjalan dengan baik. “Ini adalah bentuk kepedulian dan menjunjung tinggi nilai humanisme dalam melakukan pembinaan, karena itulah sebenarnya tugas kita sebagai petugas pemasyarakatan,” tuturnya.

Didampingi Kepala Bidang Kegiatan Kerja, Susi Andriany bersama para Pejabat Struktural Lapas, Pemimpin tim Diklat PKP Ditjenpas, Margaretha yang juga Widyaiswara Madya pada kesempatan tersebut melihat langsung kegiatan kemandirian di kegiatan kerja Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Bina Mandiri L’Pane Lapas Kelas I Semarang.

Diketahui, Widyaiswara Madya adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk melaksanakan kegiatan pelatihan, pengembangan pelatihan, dan penjaminan mutu pelatihan, dalam pengembangan kompetensi yang berkedudukan di lembaga penyelenggara pelatihan pada instansi pemerintah.

Mereka tampak takjub dengan banyaknya unit kerja yang ada di bidang kegiatan kerja Lapas Kelas I Semarang, yang sekarang sudah resmi menjadi LPK Bina Mandiri L’Pane.

Tim Diklat sangat antusias melihat berbagai unit kerja yang ada, mulai dari taman, kaligrafi, perikanan, batik tulis, penjahitan, bakery, tahu isi, hingga ke galeri Giatja.

Tim Diklat juga sempat melakukan komunikasi dengan warga binaan terkait motivasi, kesan, dan dari mana mereka belajar terkait dengan unit kerja yang ditekuni, hingga menghasilkan produk berkualitas.

“Dulu saya memang tidak mempunyai basic membuat batik tulis seperti sekarang, namun dengan adanya kegiatan pelatihan dari bidang kegiatan kerja dengan instruktur yang sabar saat mengajar, akhirnya saya dan teman teman disini mampu menghasilkan karya seperti sekarang. Saya sangat senang dapat mengikuti kegiatan kemandirian di kegiatan kerja,” ucap Ikhsan, salah satu warga binaan yang bekerja di unit batik.

Sementara itu Margaretha menyampaikan kekagumannya terhadap hasil karya warga binaan yang mempunyai kualitas serta nilai jualnya yang mampu bersaing dengan karya-karya serupa di luar sana.

“Setelah saya berkeliling di berbagai unit, sampai galeri saya sangat kagum dan puas dengan kreatifitas warga binaa Lapas Kelas I Semarang. Dan saat masuk ke unit bakery, saya ditawari salah satu produk dari unit tersebut. Rasanya sangat enak, adonannya pas, tingkat kekeringannya juga pas, dan di dalamnya masih terasa lembut,” ungkap Margaretha.

“Saya juga memasuki galeri kegiatan kerja, dan pandangan saya langsung tertarik dengan salah satu batik yang berada di wood display, saya putuskan untuk membeli batik tersebut,” imbuhnya.

Ning S