JEPARA (SUARABARU.ID)- Sebagai salah satu pilar penopang pembangkitan energi listrik nasional yang berlokasi di Jepara, PLTU Tanjung Jati B selalu berupaya memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, termasuk para nelayan di Perairan Pantai Utara Jawa, dan terutamanya perairan Jepara.
Dalam setiap operasionalnya, PLTU Tanjung Jati B selalu mengedepankan prinsip keberlanjutan dan pelestarian lingkungan. Aktivitas kapal yang mengangkut batubara telah menggunakan jalur pelayaran dan jam operasional yang sesuai dengan ijin yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
Dalam hal ini, PLTU Tanjung Jati B juga telah mengantongi ijin Penggunaan Perairan pada Terminal Khusus PLTU Tanjung Jati B dari Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Jepara untuk mendukung aktivitas pembongkaran batubara di Terminal Khusus PLTU Tanjung Jati B.
Terdapat ijin resmi lain yang menunjang operasional PLTU Tanjung Jati B diperairan dari pihak berwenang, yaitu Ijin PKKPRL Bangunan Instalasi Laut (Terminal Khusus PLTU Tanjung Jati B) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Pada intake cooling water system yang digunakan, PLTU Tanjung Jati B juga telah dirancang dengan teknologi canggih yang memastikan minimalisasi dampak terhadap ekosistem perairan. Filter dan penghalang telah diterapkan dengan cermat untuk mencegah masuknya biota laut. Sehingga tidak akan merusak ekosistem ikan dari laut.
Selain itu, sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, PLN Tanjung Jati B yang merupakan asset management dari PLTU Tanjung Jati B, telah berkontribusi dengan menginisiasi berbagai program konservasi untuk memulihkan dan memperkaya ekosistem perairan di Pantai Utara Jepara.
Salah satunya adalah program rehabilitasi terumbu karang yang bertujuan untuk meningkatkan habitat alami ikan. PLN Tanjung Jati B telah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga penelitian, komunitas serta otoritas setempat dalam pelaksanaannya, antara lain ialah Fakultas Kelautan Universitas Diponegoro, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah dan juga Pemerintah Kabupaten Jepara.
General Manager PLN UIK Tanjung Jati B, Hari Cahyono menyampaikan bahwa PLN UIK Tanjung Jati B selalu berkomunikasi dan menggandeng masyarakat, nelayan, Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah, dan juga pihak akademisi yang berdedikasi dalam kelestarian alam.
PLTU Tanjung Jati B juga turut berperan serta dalam upaya perluasan ladang lamun, transplantasi terumbu karang dengan metode Artificial Patch Reef (APR), dan juga pembuatan Artificial Patch Fish Apartment di perairan Pulau Panjang.
Upaya konservasi habitat dan ekosositem flora fauna nautical ini telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Luasan lamun pada tahun 2017 sebesar 2.070 m2, dan pada tahun 2022 telah meningkat signifikan menjadi 2.890 m2.
Hal tersebut dapat menarik populasi ikan dan megabenthos sehingga dapat meningkatkan keanekaragaman hayati di Perairan Pulau Panjang. Transplantasi terumbu karang dengan metode APR pun telah berhasil mendatangkan habitat baru di perairan Pulau Panjang.
Sebagai indikasi APR telah mampu meningkatkan keanekaragaman hayati di perairan Pulau Panjang dimana lokasi konservasi sebelumnya tidak ditemukan adanya terumbu karang. Tapi setelah transplantasi APR di tahun 2015 sampai sekarang kondisi keanekaeragaman terumbu karang sedikit demi sedikit meningkat dengan baik dan pada tahun 2022 telah mencapai H’ = 1.34.
“Sedangkan pembuatan apartemen ikan di dekat bagan dan dermaga baru Pulau Panjang, juga memberi dampak positif terhadap keanekaragaman ikan karang dan megabenthos. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya populasi ikan di lokasi apartemen ikan dengan nilai keragaman sebesar 2,592 dan juga menjadi tempat megabenthos untuk hidup dengan nilai keragaman 0,590 dan berperan sebagai penyeimbang ekosistem laut di lokasi tersebut.” Tutur Hari.
PLTU Tanjung Jati B senantiasa berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi pembangkitan energi dengan tetap mengedepankan kelestarian lingkungan, Oleh karena itu, PLN juga selalu mengupayakan kerjasama dan sinergi antara seluruh stakeholder adalah sangatlah penting untuk mencapai tujuan bersama, yaitu ketersediaan energi dan lingkungan perairan yang lestari.
Hadepe