blank
Salah seorang wisudawati memeluk ibundanya dengan penuh haru, usai diwisuda di Kampus SCU Bendan. Foto: scu

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Rektor Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang, Dr Ferdinandus Hindiarto SPsi MSi, mewisuda 789 mahasiswa/mahasiswi, di Gedung Albertus, Kampus SCU, Bendan, Semarang, Jumat-Sabtu (15-16/9/2023).

Karena banyaknya peserta wisuda periode III ini, maka dilakukan empat sesi dalam dua hari. Jumat dua sesi, kemudian dilanjutkan Sabtu (16/9/2023) juga dengan dua sesi. Yang unik dalam wisuda kali ini, semuanya bernuansa Indonesia Timur.

Hal itu seperti yang disampaikan Ferdinand, sapaan akrab Rektor SCU, kepada sejumlah awak media, di Kampus SCU Bendan, Kamis (14/9/2023). Disebutkan dia, pada Jumat sesi pertama, wisudawan dari Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) serta dan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP). Sesi kedua Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK), Fakultas Teknik (FT), serta Fakultas Bahasa dan Seni (FBS).

BACA JUGA: Jajaki Kerja Sama, Rektor Universitas Pancasila Kunjungi USM

”Pada Sabtu 16 September 2023 sesi ketiga Fakultas Psikologi (FPsi) dan Fakultas Ilmu Teknologi Lingkungan (FITL). Untuk sesi keempat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), serta Fakultas Ilmu Komputer (FIKom),” kata dia dalam keterangannya.

Ferdinand yang didampingi Wakil Rektor Bidang Akademik Kemahasiswaan dan Alumni, Dr Berta Bekti Retnawati SE MSi menambahkan, tema wisuda ini tak lepas dari tingginya minat mahasiswa asal Indonesia Timur. yang kuliah di SCU. Di antaranya Bali, NTT, NTB, Maluku, Papua, Ambon, hingga Sulawesi.

”Kalau di rata-rata, mahasiswa dari Indonesia Timur ada sekitar 11,2 persen dari seluruh mahasiswa yang ada di SCU. Ini yang menjadi apresiasi kami, sehingga wisuda kali ini kita menggunakan nuansa Indonesia Timur,” jelas dia.

BACA JUGA: Ungkap Kasus Cabul, Polresta Surakarta Menerima Penghargaan Tim Reaksi Cepat PPA

Sementara itu Dr Berta menambahkan, saat ini makin banyak mahasiswa yang lulus tepat waktu. Disebutkannya, rata-rata 1,6 bulan para wisudawan sudah bisa langsung mendapat pekerjaan.

Dia kemudian juga mencontohkan, ada dua mahasiswa yang sudah bekerja sebelum proses wisuda dilangsungkan. Seperti Petrus Aryanto Rambing (Arsitektur/IPK 3.39), yang berasal dari Desa Naekasa, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Saat ini dia bekerja di sebuah perusahaan desain arsitektur di Jakarta.

Kemudian ada pula Laurel Lia Nola Prameswari (Rekayasa Ilmu Lingkungan/IPK 3.72). Nola berasal dari Balikpapan, Kalimantan Timur, dan dia sudah bekerja di bidang pertambangan yang ada di Kalimantan.

Riyan