SEMARANG (SUARABARU.ID)– Kemampuan mengembangkan inovasi dan kolaborasi tenaga pengajar dan peserta didik, merupakan modal penting memajukan sektor pendidikan di era teknologi informasi dan komunikasi, yang terus berkembang dengan cepat.
”Saat ini kita membutuhkan para pendidik yang memiliki kemampuan inovasi dan semangat berkolaborasi dengan baik, untuk menjawab berbagai tantangan di era globalisasi yang sarat perubahan ini,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/9/2023).
Berdasarkan catatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemendikbudristek Dikti), isu strategis pembangunan pendidikan Nasional yang harus diselesaikan antara lain, terkait layanan pendidikan yang belum merata, dan kualitas pendidikan yang masih rendah.
BACA JUGA: Sekda Kendal: Perlu Ada Deklarasi Antitawuran Pelajar
Berdasarkan data tahun 2022 menunjukkan, kekurangan guru di Indonesia mencapai 781 ribu. Selain itu, masih ada 288 kecamatan di Indonesia, yang tidak memiliki SMP dan 681 kecamatan yang tidak memiliki SMA.
Diakui Lestari, kualitas pendidikan dipengaruhi kompetensi guru yang masih rendah, dengan sebaran yang belum merata. Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, kondisi itu harus segera dijawab dengan berbagai langkah, di antaranya menyiapkan tenaga pengajar yang profesional, di era digital saat ini.
Pendidikan di era digital, tambah Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, ditandai dengan integrasi teknologi informasi dan komunikasi, ke dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.
Di era ini, ujar anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, para peserta didik dan pengajar, bisa dengan mudah mengakses sumber pengetahuan yang melimpah.
Kondisi ini, tegas Rerie, menghadirkan tantangan yang harus dijawab dengan peningkatan kemampuan daya inovasi dan kolaborasi dari para tenaga pengajar dan peserta didik, yang dapat menjadi modal penting dalam memajukan lembaga pendidikan.
Para pengajar dan peserta didik, tegasnya, harus memaknai literasi baru di era digital yang mencakup literasi data, kemampuan membaca dan menganalisis berbasis informasi di dunia digital, serta literasi teknologi.
”Perpaduan antara daya inovasi dan kolaborasi yang baik itu, diharapkan akan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, dan dapat bersaing di skala global,” tukas dia.
Riyan