SEMARANG (SUARABARU.ID)– Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang biasa disapa Mbak Ita mengatakan, kerugian negara akibat adanya rokok tanpa cukai sebesar Rp 12,4 miliar. Nilai sebesar itu didapat dalam operasi pasar selama 2022-2023.
Hal itu seperti yang disampaikannya, usai acara Pemusnahan Rokok Ilegal, yang dilakukan di halaman depan Balai Kota Semarang, Selasa (12/9/2023). Rokok ilegal itu didapat dari hasil penindakan KPPBC TMP A Semarang, selama 2022-2023. Hadir juga dalam acara ini, perwakilan kabupaten seputar Kota Semarang
Menurut Mbak Ita, pemusnahan rokok ilegal itu mencapai 2,2 juta batang rokok. Dia berharap, agar masyarakat atau pelaku usaha, bisa patuh terhadap aturan yang telah ditetapkan. Hal ini karena, pajak atau cukainya dikembalikan lagi pada masyarakat.
BACA JUGA: Dinperinaker Pemkot Pekalongan Monitoring Pelatihan Barista
”Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), kita kembalikan pada masyarakat dalam bentuk bantuan kesehatan dan pendidikan. Selain itu, kami juga memberikan bantuan atau kesejahteraan pada para pekerja rokok itu sendiri,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Semarang, Bier Budy Kismulyanto SH MM menambahkan, pihaknya sudah sering melakukan penertiban dan pemberian edukasi, baik pada penjual atau produsen rokok, agar menjual dan memproduksi secara benar. Karena bila itu dilanggar, akan ada sanksi hukumnya.
”Kami bersama dengan Pemkot maupun Pemkab, seringkali melakukan sosialisasi pada penjual dan produsen rokok. Karena akan gampang kita kenali kalau rokok itu tanpa cukai. Meski ada beberapa yang tak terlihat secara jelas,” ungkapnya.
BACA JUGA: Sosialisasi Manfaat BPJS Ketenagakerjaan, dr Chandra Ungkap Penanganan Awal pada Luka
Dijelaskan dia, ciri-ciri rokok ilegal ada empat. Yakni rokok polos tanpa cukai, rokok dengan pita cukai bekas dan rokok dengan pita cukai palsu.
”Kalau rokok polos akan terlihat dengan mata. Lalu kalau menggunakan cukai bekas pun, sebenarnya bisa juga terlihat mata. Namun kalau pita cukai palsu, butuh penelitian lebih lanjut,” tukas dia.
Riyan