Hayatun Nufus Kamila
Apa Kabar Keadilan
Tanpa seizinmu aku menyebut namamu
Dalam bait-bait pada secarik puisiku..
Paragraf demi paragraf bertuliskan nada-nada pilu
perlakuan negara terhadap badanmu..
Marsinah cantik dan Munir yang tampan
Tan Malaka yang bijaksana dan Widji Tukul yang menawan
Mati dalam keadaan menuntut ketidakadilan
Di negara paham demokrasi dan berkeadilan
Dunia Ini Bukan Rumah
Sejauh apa pun kita melangkah
Garis finish nya adalah tetap kematian
Dunia ini bukan rumah
Bukan juga kampung halaman
Semuanya hanya menumpang
Hanya sebentar,Tapi kadang heranya
Sikap kita kepada dunia seolah kita akan
Memilikinya selamanya
Keberadan kita fana, abadi kita bukan di dunia
Dibakar oleh Kenyataan
Sebab semua kisah adalah fana,
yang abadi adalah kenangan.
Keinginan hanyalah mengumpulkan Jerami-jerami
Sampai membubung dan menimbun jarum waktu,
hingga musim yang pernah menjanjikan hujan itu datang;
jerami kering sudah lebih dulu dibakar kenyataan