Alun-alun Rembang, tempat berkumpul warga untuk menikmati aneka kuliner dan berolahraga. Foto: Aninda Eka Rahayu

REMBANG (SUARABARU.ID) – Alun–alun kota Rembang merupakan salah satu pesona daerah pesisir utara. Hal tersebut dikarenakan lokasinnya yang tidak jauh dari area pantai.

Seperti contoh Pantai Nyamplung Indah hanya berjarak 6,5 kilometer dari alun–alun kota Rembang.

Lokasi alun–alun kota Rembang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Desa Kutoharjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.

Letaknya berada di pusat kota Rembang yang bersebelahan dengan dengan Masjid Agung Rembang dan dekat dengan Pendopo Kabupaten Rembang. Kondisi alun–alun saat ini dikelilingi bangunan yang berfungsi baik.

Pada sisi barat terdapat Masjid Agung. Sisi timur terdapat sekolah dasar dan rumah penduduk. Sisi selatan alun–alun terdapat pertokoan dan rumah penduduk. Bagian sisi utara berbatasan langsung dengan jalan pantura.

Alun–alun kota Rembang sebagai salah satu tempat wisata yang ramai pengunjung pada hari biasa maupun hari libur. Tempatnya juga memberikan nuansa yang berbeda dari aktivitas kita sehari–hari.

Tempat tersebut mempunyai pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Sayang sekali jika anda sedang berada di kota Rembang namun tidak mengunjungi alun–alun tersebut.

Wisata alun–alun kota Rembang sangat cocok untuk mengisi kegiatan liburan. Apalagi saat libur nasional maupun hari libur lainnya.

Seperti alun–alun di daerah lainnya, tiket masuk alun–alun kota Rembang pun gratis. Alun–alun tersebut buka setiap saat.

Fasilitas yang ada di alun–alun kota rembang antara lain, seperti: area parkir (tepatnya di pinggir jalan atau area Masjid Agung), aneka wahana permainan, toilet (di dalam Masjid Agung), area lapangan, jogging trek, tempat duduk, spot panggung.

Area sekitar alun–alun digunakan sebagai tempat berjualan pedagang kaki lima. Pedagang berjualan mulai dari pagi, siang, sore, hingga malam hari. Makanan dan minuman yang dijual antara lain soto ayam, bubur ayam, sate, batagor, cimol, kerak telor, siomay, nasi goreng, martabak, wedang ronde, aneka es, hingga makanan tradisional lainnya.

Pengunjung tidak perlu khawatir karena di alun–alun Rembang sudah disediakan tempat duduk yang nyaman. Pengunjung juga dapat menyewa tikar maupun duduk lesehan.

“Suasana alun–alun kota Rembang pada pagi hari sudah ramai pengunjung, karena banyak warga setempat yang jogging, senam, dan bersepeda mengelilingi alun–alun tersebut,” ujar Dita salah warga Kedungdoro Rembang yang pagi itu berolahraga di Alun-alun Rembang.

Pada siang hari suasana alun–alun Rembang tidak terlalu ramai cuma ada beberapa pedagang kaki lima yang sengaja berjualan. Saat sore hari suasana kembali ramai karena pedagang mulai mendirikan tenda untuk berjualan. Terutama saat malam hari alun–alun tersebut sangat ramai pengunjung.

“Jualan saya selalu laku keras apalagi saat malam hari libur. Asalkan cuaca mendukung dan tidak hujan,” ujar Lastri salah satu pedagang kaki lima.

Alun–alun kota Rembang menjadi salah satu sumber penghasilan pedagang kaki lima, karenam omzet yang dihasilkan sangat besar dan laku keras.

Ini juga menjadi rejeki bagi tukang parker dan tentunya menambah pendapatan daerah. “Setiap harinya lokasi tempat parkir selalu dipenuhi mobil dan motor. Apalagi saat hari libur

saya sangat kualahan menata kendaraan milik pengunjung,” ujar Sugito tukang parkir alun–alun Rembang.

Terlepas dari hal tersebut, alun–alun kota Rembang selalu menjadi ikonik masyarakat Rembang.

Bahkan masyarakat luar daerah pun banyak berkunjung di alun–alun, meskipun hanya sekedar menikmati kuliner.

Oleh karena itu, seharusnya pemerintah kabupaten Rembang serta warga masyarakatnya harus memberikan perhatian khusus untuk menjaga keindahan, keestetikan, kebersihan, keamanan, dan kenyamanan alun–alun kota Rembang.

Aninda Eka Rahayu