pengairan sawah
Salah satu petani di Dusun Bangsren, Desa Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang sedang pengecekan instalasi listrik dari tenaga surya untuk membangkitkan pompa air dan mengalirkan air ke lahan sawah dan kolam ikan. Foto: W. Cahyono

 

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID)- Musim kemarau seperti saat ini, tidak hanya membuat sumber mata air bersih menyusut, tetapi juga air untuk pengairan sawah. Namun, petani di Dusun Bangsren,Desa Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang tidak khawatir akan kekurangan air.

Para petani di Dusun Bangsren tersebut memanfaatkan energi panas matahari untuk membangkitkan mesin pompa air untuk mengairi lahan pertaniannya. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang ada di tengah lahan persawahan di perbatasan Dusun Bangsren, Desa Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang dengan Dusun Pangongan, Desa Soropadan, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung tersebut dibangun sejak tahun 2019 lalu.

“Penggunaan pompa air bertenaga surya tersebut  telah berjalan sejak tahun 2019 lalu. Untuk pembangunan PLTS tersebut memakan anggaran sekitar Rp300 juta dan menggunakan anggaran dana desa,”kata Kepala Desa Krincing, Heri Purwanto, Selasa ( 29/8/2023).

Heri mengatakan, tenaga listrik yang dihasilkan dari 64 buah panel surya yang terpasang di tengah lahan sawah tersebut sebesar 6400 Watt. Sedangkan, jarak sumber air yang ada di Sungai Elo ke sawah milik warga sekitar 450 meter dengan ketinggian tegak lurus sekitar 40 meter,  dan dialirkan dengan menggunakan pipa paralon berdiameter 3 inchi

Menurutnya, penggunaan PLTS untuk memompa air dan digunakan untuk mengairi lahan sawah tersebut, karena di wilayah Dusun Bangsren, areal sawah pertanian merupakan lahan tadah hujan. Yakni, di kala musim penghujan kebutuhan airnya sangat mencukupi. Namun, di saat musim kemarau air irigasi yang ada di sekitar sawah tersebut tidak mengalir.

“Setelah menggunakan energi matahari ini, aliran air untuk sawah seluas 5 hektare dan kolam ikan yang ada di sekitar lahan sawah itu,”katanya.

Ia menambahkan, penggunaan tenaga matahari sebagai sumber listrik memiliki kelebihan berupa tidak perlu membayar rekening listrik setiap bulannya. Namun, di balik kelebihan tersebut terdapat satu kelemahan.  Yakni, di saat cuaca mendung maupun malam hari, pompa  penyedot air tersebut mati.

“Air tersebut bisa mengalir bila ada terik matahari, sedangkan saat cuaca mendung, hujan maupun saat matahari redup tidak bisa mengalir. Karena, sumber listrik tersebut 100 persen dari tenaga matahari dan tidak menggunakan aki penyimpan sumber listrik, “ katanya.

M Solikhin salah satu petani di Dusun Bangsren mengaku, dengan adanya pembangkit listrik tenaga surya tersebut sangat membantu para petani. Karena, letak lahan sawah berada lebih tinggi daripada Sungai Elo.

“Selain itu, aliran irigasi yang ada bila musim kemarau seperti saat ini mengalami kekeringan dan lahan sawah yang ada merupakan lahan sawah tadah hujan,”katanya.

Menurutnya, untuk menjaga sumber listrik dari panel surya tersebut tetap bisa menjadi sumber listrik, setiap satu bulan sekali  melakukan perawatan. Berupa, pembersihan panel surya secara rutin  dan juga membersihkan saringan pompa air dari sampah maupun lumpur. W. Cahyo