blank
Universitas Semarang (USM) bersama Matching Fund 2023 menggelar Focus Group Dicussion 2 bertopik ''Penanganan Genangan dan Banjir di Kawasan Simpang Lima Semarang dengan Pipa Resapan Horizontal (PRH)'' di ruang orchad MG Setos Semarang pada 8 Agustus 2023.(Foto:News Pool USM)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Universitas Semarang (USM) bersama Matching Fund 2023 menggelar Focus Group Dicussion 2 bertopik ”Penanganan Genangan dan Banjir di Kawasan Simpang Lima Semarang dengan Pipa Resapan Horizontal (PRH)” di ruang orchad MG Setos Semarang pada 28 Agustus 2023.

Kegiatan itu merupakan proses lanjutan kerja sama proyek PRH antara Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Matching Fund 2023, dan Universitas Semarang (USM).

Kegiatan diikuti delegasi dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, perwakilan dari kecamatan di Kota Semarang, dan Pemkot Semarang.

Kegiatan itu menghadirkan tiga narasumber yaitu, Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (Unnes) Ir Drs Pujo Siswoyo MPd IPM, Sub Koordinator Pendayagunaan Sumber Daya Air DPU Kota Semarang Ir Yoyok Wiratmoko ST MT dan Kepala Koordinator Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana Prasarana Lingkungan pemukiman Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Semarang Irawan Ilham Prajamukti ST.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Dekan Fakultas Teknik USM Dr Purwanto ST MT dan Dosen Fakultas Teknik USM sekaligus Penemu PRH Dr Ir Edy Susilo MT.

Dalam kesempatannya, Ir Drs Pujo Siswoyo MPd IPM mengatakan, permasalahan Sumber Daya Alam (SDA) di Kota Semarang ialah banjir rob, longsor, air baku, land subsidence, perubahan tata guna lahan, sedimentasi, kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS).

”Permasalahan itu seakan-akan tidak ada habisnya karena diluar kendali. PRH ditemukan bertujuan untuk mengurangi permasalahan yang ada tersebut,” ujarnya.

Menurutnya, prinsip PRH adalah mengantarkan air hujan sehingga dapat diserap ke tanah. PRH merupakan bentuk lanjutan dari sumur resapan.

”PRH memiliki keunggulan antara lain, biaya pembuatan yang murah, tidak mengganggu kontruksi, dan tidak mengganggu estetika rumah sehingga dapat di gunakan secara massal,” ucapnya.

Tetapi, katanya, ada dua variabel yang mempengaruhi PRH yakni tinggi muka air tanah dan tingkat korosi tanah. PRH memiliki kelemahan yaitu tidak dapat di aplikasikan pada daerah yang rawan longsor dan banjir rob.

“Saat ini sudah ada 180 titik PRH yang tersebar di wilayah Kota Semarang, diharapkan akan ada perwal yang mewajibkan setiap rumah di Kota Semarang memiliki PRH sehingga upaya untuk mereduksi banjir ini kian efektif,” tandasnya.

Anggota Matching Fund 2023 sekaligus Dosen Teknik Sipil USM, Ahmad Hakim Bintang Kuncoro ST Meng mengatakan, hasil uji menunjukkan bahwa kinerja PRH dapar meresapkan air kedalam tanah 20 sampai 30 kali lebih besar daripada sumur resapan dan biopori dengan biaya yang lebih murah, pemasangan serta pemeliharaan yang lebih mudah

“Kami akan membantu terkait pengawasan dan pengendalian saat pemasangan PRH. Selain itu, kami akan mengajukan draft peraturan walikota (Perwal) kepada Walikota. Diharapkan PRH digunakan di setiap rumah, instansi atau industri sehingga dapat mereduksi genangan air hujan yang ada di Kota Semarang,” katanya.

Dekan Fakultas Teknik USM, Dr Purwanto ST MT mengatakan, pihaknya mendukung penuh temuan pipa resapan agar dapat di aplikasikan secara massal.

“Dengan segala keunggulan itu, diharapkan masyarakat dapat menerima dan mengaplikasikan hasil temuan salah satu dosen teknik USM ini sehingga dapat mengurangi atau bahkan dapat mengatasi bencana banjir di seluruh Kota Semarang dalam waktu ke depan,” ungkapnya.

Muhaimin