WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Final Cabang Olahraga (Cabor) Kick Boxing dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke-XVI Jawa Tengah di Sasana Auditorium Universitas Muria Kudus (UMK), berlangsung panas dan penuh drama.
Pertandingan tersebut memainkan atlet dari kontingen Wonosobo, Noval Ari Priyanto melawan atlet dari Semarang yang pernah berlaga di PON. Noval hanya meraih medali perak karena dikalahkan lawan akibat ketidakadilan yuri.
Ketua Cabor Kick Boxing Wonosobo Sutopo menilai banyak sekali terjadi kecurangan dalam pertandingan tersebut. Ketidakadilan yuri bahkan bukan hanya terjadi di partai final. Namun juga berlangsung di babak penyisihan dan semi final.
“Kecurangan yang terjadi bukan hanya dirasakan kontingen Wonosobo. Namun juga dialami kontingen dari Jepara dan Kendal. Kecurangan terlihat dari hasil point pada akhir sesi pertandingan final. Mestinya Noval menang telak atas atlet kontingen Kota Semarang,” ujarnya.
Tapi, lanjut pria yang juga anggota Komisi C DPRD Wonosobo dari Fraksi Partai Demokrat itu, di hasil akhir kemenangan telak justru diraih oleh atlet Kota Semarang. Yuri berdalih tidak ada point masuk yang dicapai oleh atlet kick boxing dari Wonosobo.
“Padahal fakta di lapangan lebih banyak tendangan dan pukulan yang dilakukan Noval. Saat pertandingan lawan jatuh sempat terjatuh dan sering terpukul mundur. Anehnya, dalam kejadian tersebut atlet Wonosobo oleh wasit dihitung tidak mendapatkan nilai,” tegasnya, kecewa.
Atas kecurangan yang dilakukan juri tersebut, atlet, pelatih, official dan Ketua KONI Wonosobo mengajukan protes terhadap dewan pengawas. Apalagi kecurangan tersebut bukan kali pertama, tapi telah dirasakan atlet Wonosobo, sejak babak penyisihan hingga semifinal.
“Karena ketidakfairan sang pengadil, Ahmadah dan Muhammad Syadza Abid, di babak semifinal kalah dari lawannya. Ini tentu ketidakadilan yang dialami atlet. Saya terus terang sangat kecewa dengan kejadian tersebut dan menuntut keadilan dari KONI Jateng,” ungkapnya.
Lakukan Protes
Pelatih Cabor Kick Boxing Wonosobo Hary Master, mengungkapkan pada partai final Cabor Kick Boxing antara atlet Wonosobo melawan atlet Kota Semarang, yang berlangsung Kamis 10 Agustus 2023 kemarin, kecurangan yang dilakukan yuri masih tetap terjadi.
“Kita melihat bahwa atlet Wonosobo dapat semua nilai. Mulai dari low kick, medium kick dan high kick. Bahkan lawan sempat goyang dan terjatuh. Lawan sangat minim melakukan penyerangan. Tapi sayangnya atlet Wonosobo tetap dinilai kalah,” keluh dia.
“Soal nilai bisa dimanipulasi. Tapi semua mata yang melihat, tahu siapa pemenang yang sesunggunya. Ada juga kok bukti videonya. Ini jelas kecurangan yuri yang sangat merugikan atlet Wonosobo. Mestinya kita dapat emas di partai ini,” tambah dia.
Atas kejadian tersebut, Ketua KONI Wonosobo Khozin turun tangan untuk memprotes hasil pertandingan final ke dewan pengawas. Pihaknya mengaku kecewa dengan hasil yang didapatkan oleh atlet kick boxing asal daerahnya yang dirugikan yuri.
Bahkan KONI Wonosobo siap menerima konsekuensi yang akan diterima akibat protes yang dilakukan. Khozin menginginkan keadilan untuk para atlet yang bertanding. Apalagi kecurangan dari yuri yang dialami atlet, sangat merugikan kontingen Wonosobo.
Hingga saat ini protes yang dilakukan oleh official Cabor Kick Boxing Wonosobo belum mendapatkan respon positif dari dewan pengawas. Karena keputusan dewan juri dianggap merupakan keputusan final. KONI Wonosobo minta KONI Jateng meninjau ulang atas kejadian tersebut.
“Kami minta KONI Jateng agar menindaklanjuti protes dan keluhan dari kontingen Wonosobo maupun daerah lain yang mengalami nasib sama. Sehingga kecurangan tersebut tidak akan terjadi lagi Porprov Jateng mendatang. Ini jelas sangat merugikan kontingen dari daerah kecil,” tandasnya.
Muharno Zarka