blank

JEPARA (SUARABARU.ID) – Gagasan Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho untuk membangun Kampung Kartini Tangguh mendapatkan tanggapan sejumlah aktivis perempuan Jepara. Sebab ia mencoba mengurai persoalan-persoalan sosial dan bahkan hukum dengan pendekatan budaya menggunakan basis gerakan gagasan dan spirit RA. Kartini yang menurut Kapolres menjadi kekuatan absolud dan kultural masyarakat Jepara. Karena itu SUARABARU.ID mencoba menurunkan sejumlah tanggapan dari perempuan Jepara. (Redaksi)

INDRIA MUSTIKA, S.PD, M.PD : Sekretaris Yayasan Kartini Indonesia ini menilai gagasan Kapolres Jepara untuk menginisiasi berdirinya Kampung Kartini Tangguh di Jepara benar-benar orisinil dan sekaligus menantang.

Orisinil karena belum pernah dilakukan bukan saja di Jepara tetapi sepengetahuan kami juga belum pernah di lakukan Indonesia. Menyelesaikan persoalan sosial dalam sebuah komunitas masyarakat pedesaan dengan basis gagasan dan spirit RA Kartini,” tegas guru Program Studi Tata Busana SMKN 2 Jepara ini

Karena itu Kampung Kartini Tangguh ini memberikan tantangan karena harus merumuskan konsep gerakannya hingga program dan kegiatannya yang semuanya harus berangkat dari gagasan dan spirit RA Kartini.

Kampung Kartini Tangguh menurut Indria Mustika harus dimulai dengan mengexplore dan merumuskan nilai – nilai dan gagasan-gagasan RA Kartini yang masih relevan dengan kondisi dan tantangan saat ini. “Jadi bukan hanya sekedar copy paste dari daerah lain atau program lain.,” ujar Indria yang juga dikenal sebagai pencipta Jepara Carnival ini.

Menurut Indria Mustika, pelibatan orang-orang atau komunitas yang memiliki perhatian dan minat terhadap terhadap gagasan Kampung Kartini Tangguh yang dibangun dari gagasan dan spirit RA Kartini, seyogyanya bukan hanya melibatkan perempuan.

“Tetapi juga laki-laki yang memiliki perhatian dan minat terhadap menguhidupkan kembali nilai dan gagasan RA Kartini. Jadi bukan hanya ditunjuk,” pinta Indria Mustika yang pernah mengikuti program Program Short Courses di Queensland.

Demikian juga lokasinya,harustelah ada embrio gerakan literasi yang menjadi kekuatan RA.Kartini. “Juga dipastikan pimpinan desa adalah petinggi yang progresif dan bersedia belajar dari spirit dan gagasan RA.Kartini. Syukur jika ada petinggi perempuan yang bersedia menjadi anak ideologis RA Kartini ,” pungkas Indria yang telah menulis sejumlah artikel tentang Nilai-nilai Keutamaan RA Kartini

Hadepe