blank
Mengawali pentas wayang kulit Lakon Topeng Waja, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayu Aji (kiri) menyerahkan wayang Kayon (Gunungan) kepada Dalang Ki Fajar Ariyanto.(Dok.Prokopim Pacitan)

PACITAN (SUARABARU.ID) – Bersama masyarakat Desa Ketroharjo, Kecamatan Tulakan, Pacitan, Bupati Indrata Nur Bayuaji menyaksikan pagelaran wayang kulit Lakon Wahyu Topeng Waja. Pagelaran wayang kulit semalam suntuk ini, dipentaskan oleh Dalang kondang Pacitan Ki Fajar Ariyanto.

Bagian Prokopim Pemkab Pacitan, mengabarkan, pentas wayang kulit di Balai Desa Ketriharjo ini, dalam rangka sosialisasi gempur rokok illegal dan panggung prajurit TMMD Ke-117 Tahun 2023. Disaksikan oleh ribuan masyarakat.

Dengan pementasan seni budaya tersebut, Bupati, berharap, masyarakat dapat terhibur. Acara seperti ini, tambah Bupati, bisa dilakukan di wilayah-wilayah lain, karena membangun masyarakat tidak hanya pisik saja seperti prasarana jalan atau bangunan pisik lainnya, namun juga melalui hiburan.

Turut hadir Dandim 0801 Pacitan Letkol (Inf) Roliyanto, Ketua Komisi II DPRD Pacitan, jajaran Bea Cukai Madiun, Staf Ahli Bupati dan Kepala Perangkat Daerah terkait. Sebelum pagelaran wayang kulit di tempat sama juga ditampilkan panggung hiburan serta pertunjukan seni reog.

Desa Ketroharjo, Kecamatan Tulakan, merupakan desa hasil pemekaran di Kabupaten Pacitan, yang kini menjadi lokasi pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-117 Tahun 2023.

Sabotase

Lakon Topeng Waja, menceritakan perjuangan Gatotkaca sebagai putra Bratasena untuk menerima wahyu dari Dewa, setelah membantu memindahkan Khayangan. Tapi disabotase oleh Boma Narakasura yang berubah wujud menjadi Gatotkaca. Karena itu, kemudian muncullah Gatotkaca kembar.

Bersamaan itu, muncul Petruk yang berambisi untuk dapat menjadi Raja. Atas bantuan Wisanggeni (Putra Janaka), Petruk dapat berubah menjadi Boma Narakasuma dan menjadi Raja ‘Tiban’ (mendadak) di Kerajaan Trajutrisna.

Untuk memecahkan probelma pelik kemunculah dua Gatotkaca, Anoman, berinisiatif melakukan tipu muslihat dengan mengadakan sayembara, bahwa Gatotkaca yang bisa masuk ke dalam Kendi dialah yang aseli. Yang dapat masuk ke dalam kendi adalah Gatotkaca Boma Narakasura.

Setelah diketahui dengan jelas siapa sebenarnya yang Gatotkaca Strauya Pringgondani yang aseli, maka Gatotkaca palsu Boma Narkasura dihajar Bratasena beserta putra-putranya (Antasena dan Antareja), sebelum kemudian bertobat dan meminta maaf serta memohon untuk dapat dikembalikan menjadi Raja Trajutrisna.
Bambang Pur