blank
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayu Aji (membungkuk) melakukan pemukulan gong, untuk menandai dibukanya gelaran upacara Adat Baritan.(Dok.Prokopim Pacitan)

PACITAN (SUARABARU.ID) – Upacara Adat Baritan digelar oleh masyarakat Dusun Wati, Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Jatim, menggelar upacara adat Baritan. Gelaran adat yang telah mentradisi turun-temurun dan menjadi event wisata budaya ini, penyelenggaraannya selalu memilih pada Bulan Sura (versi Kalender Jawa Sultan Agungan).

Untuk Bulan Sura Tahun Jimawal 1957 Windu Sancaya sekarang ini, dipilih Hari Radite Jenar (Minggu Pahing) Tanggal 30 Juli 2023, guna menyelenggarakan upacara Adat Baritan. Pemilihan hari ini, berada dalam naungan Wuku Sungsang pada siklus Mangsa Kasa.

Bagian Prokopim Pemkab Pacitan, mengabarkan, Bupati Indrata Nur Bayu Aji, ikut hadir dalam gelaran upacara Adat Baritan tersebut. ”Dari tradisi ini, kita semua bisa mengekspresikan rasa syukur,” kata Bupati Pacitan Indrata Nur Bayu Aji.

Upacara adat yang ditradisikan setiap tahun ini, juga dapat menjadi event untuk menghibur masyarakat. Berbagai jenis kesenian, seperti aneka jenis tari-tarian, langen beksan, seni tayub dan karawitan, ditampilkan untuk memeriahkan upacara Adat Baritan.

Serangkaian sajian seni budaya ini, juga menjadi wujud suka cita warga atas berkah anugerah keselamatan, kesejahteraan, kedamaian dan ketenteraman yang telah diterimanya. Sajian beragam seni budaya tersebut, sekaligus dimaksudkan untuk memberikan hiburan kepada masyarakat.

Melalui keramaian upacara Adat Baritan, tambah Bupati, yang berjualan menjadi laris, yang punya sanggar seni pun punya panggung untuk menampilkan keseniannya. ”Yang jelas, kegiatan seperti ini sangat positif,” kata Mas Aji (panggilan akrab Bupati Pacitan).

Pageblug

Tradisi Upacara Adat Baritan, bermula ketika masyarakat Dusun Wati terkena wabah penyakit berkepanjangan (pageblug). Hingga akhirnya, Ki Ageng Sureng Pati (Tokoh Masyarakat yang memiliki kepekaan spiritual) memerintahkan warga untuk mengadakan Sedekah Bumi, dengan menyertakan penyembelihan Kambing Kendit.

Para sesepuh Dusun Wati, Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, menyatakan, sejak dilakukan ritual tersebut, pagebluk pun berlalu. Kehidupan masyarakat kembali menjadi tenang, sehat, damai dan sejahtera.

Baritan berasal dari kata rid atau wirid, yang berarti melalukan ritual wiridan untuk memohon petunjuk, perlindungan dan anugerah kesehatan dan keselamatan kepada Tuhan. Agar warga dalam menjalani darma kehidupannya, dapat senantiasa sehat, tenteram dan bahagia.

Meski zaman berkembang modern, tapi warga masyarakat Dusun Wati, Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung, Kabupatenb Pacitan, Jatin, masih tetap setia melaksanakan ritual Sedekah Bumi dengan melaksanakan upacara Adat Baritan.

Harapannya, itu dapat menjadi upaya sarana spiritual untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta Jagat. Juga demi memohon perlindungan kepada Tuhan, agar hidup warga senantiasa sehat dan bahagia.

Pada bagian lain, event keramaian yang muncul pada Upacara Adat Barita, menjadi sarana mempererat jalinan tali silaturahmi sesama warga. Hal ini penting diwujudkan dalam menumbuhsuburkan budaya kegotong-royongan warga.

Tampilnya beragam kesenian di event tersebut, dimaksudkan pula sebagai upaya nguri-uri budaya peninggalan nenek moyang. Sekaligus dalam ikut serta menjaga kelestarian potensi budaya tradisional, dan demi kelangsungan sejarah.
Bambang Pur