blank
Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi Koperasi Jasa Keuangan (LSP-KJK) Drs Setyo Heriyanto MM (kiri) menyerahkan Wayang Gunungan (Kayon) kepada Dalang Ki Drs H Bambang Mujana MPd.(SB/Bambang Pur),

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Pentas wayang kulit Lakon Wirata Parwa, semalam, dipentaskan untuk memeriahkan peringatan Hari Koperasi Tingkat Nasional Ke-76 Tahun 2023. Mengambil tempat di Gedung SMP Netral, yang berlokasi di Lingkungan Kaloran, Kelurahan Giritirto, Kecamatan dan Kabupaten Wonogiri.

Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi Koperasi Jasa Keuangan (LSP-KJK) Drs Setyo Heriyanto MM, hadir memberikan sambutan dan menyerahkan Wayang Gunungan (Kayon) kepada Dalang Ki Drs H Bambang Mujana MPd. Dalang yang menjadi anggota Persaudaraan Bambang Sedunia (PBS) dengan NIP (Nomor Induk Persaudaraan) #PBS 769.

Dipilihnya lokasi Wonogiri, tandas Direktur LSP-KJK Setyo Heriyanto, karena ada kemudahan yang mendukungnya. ”Kebetulan Dalangnya dulu teman sekolah, dan Waranggana-nya (Nyi Suwarni Sutrisno) adalah Bulik saya,” ujarnya.

Dalang Ki Bambang Mujana (pensiunan Guru SMK Negeri 1 Wonogiri), adalah siswa lulusan dari Pasinaon (Kursus) Pedalangan Sanggar Seni Panji Wulung, Wonogiri. Dia seangkatan dengan Dalang Kisu Tarman Nyeni Djawi.

Pentas Bambang Mujana, yang sekaligus untuk nguri-uri budaya adi luhung ini, mendapat dukungan dari para Seniman Pengrawit Sanggar Seni Panji Wulung yang diperkuat dengan seniman dari Sanggar Pandawa (Perkumpulan Dalang Wonogiri) dan pengrawit lulusan ISI Surakarta.

Mereka menyajikan iringan gamelan dalam nada bersemangat untuk menghidupkan pentas. Pakeliran Wayang Purwa ini, menjadi atraktif karena didukung pula fasilitas lighting yang mampu mendramatisir pementasan.

Mahabarata

Wirata Parwa, termasuk lakon pakem dalam episode Mahabarata. Kisahnya, diawali saat penyamaran para Pandawa yang bersembunyi di Kerajaan Wirata. Tujuannya, agar tidak ketahuan Kurawa. Sebab bila ketahuan, mereka harus dibuang selama 12 tahun lagi.

Di Wirata, Yudistira menyamar sebagai seorang Brahmana bernama Kangka. Bima menyamar sebagai seorang juru jagal (pemotong hewan) bernama Balawa (Bilawa). Arjuna menyamar sebagai seorang wandu (waria) yang mengajar tari dan nyanyi dengan nama samaran Wrahanala.

Nakula menjadi seorang penggembala kuda bernama Kinten (Grantika) dan Sadewa menyamar menjadi penggembala sapi bernama Pangsen (Tantipala). Selanjutnya Dropadi menjadi seorang perias bernama Sarindri.

Alkisah Patih Wirata, Kicaka jatuh cinta kepada Sarindri dan ingin menikahinya. Tetapi ia ditolak dan memaksa. Lalu Balawa membunuhnya. Kematian Kicaka didengar oleh raja Susarma dari Trigarta yang kemudian membujuk para Kurawa menyerbu Wirata.

Para Pandawa yang saat itu dalam penyamaran, ikut berperang membela Wirata. Musuh Wirata dapat dikalahkan. Perang usai dan baru kemudian kedok penyamaran Pandawa terbuka. Lakon Wirataparwa diakhiri dengan perkawinan Abimanyu (anak Arjuna) dengan Dewi Utari (puteri Raja Wirata).
Bambang Pur