blank
Seorang musikus jalanan beraksi di Kota Lama dengan penampilan solo vilonnya. Foto: Widiyartono R.

DAERAH mana di kota Semarang yang nyaris tak pernah sepi? Jawabnya adalah Kawasan Kota Lama. Ya, kawasan ini memang tidak pernah sepi dari pagi hingga malam. Bukan hanya saat liburan, tetapi memang setiap hari.

Ya, Kota Lama memang menjadi ikon bagi Kota Semarang, Ikon Semarang itu juga punya ikon yang khas, yaitu Gereja Blenduk. Gereja Blenduk yang saat ini masih dipakai oleh jemaat Gereja Kristen Protestan Indonesia bagian Barat (GBPIB) Immanuel, dan dibangun tahun 1753.

Upaya merevitalisasi Kawasan Kota Lama memang sudah sejak lama. Tahun 1980-an, gagasan itu juga sudah berjalan. Tetapi terkesan tidak serius, dan hanya spasial. Tetapi tetap saja, Kawasan Kota Lama sebagai tempat yang sepi, kumuh, bahkan terkesan angker.

Pada masa lalu pula, Kawasan Kota Lama menjadi tempat mangkal waria yang menawarkan servis bagi yang bersedia. Kemudian, Polder Tawang yang sekarang menjadi satu kompleks dengan Stasiun Tawang, pada mulanya adalah sebuah lapangan.

blank
Sebuah keluarga menikmati liburan di Kota Lama. Meski hujan tetap saja cerita. Foto: Widiyartono R.

Pada tahun 80-an, lapangan Tawang ini menjadi tempat transaksi seks para pelacur jalanan. Mereka melakukan praktiknya di tenda-tenda plastik yang dipasang di tengah lapangan. Maka, Polsekta Semarang Utara kala itu rajin merazia, dan menangkapi para perempuan penjaja seks ini. Tetapi mereka selalu kembali.

Berubah

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada awal masa jabatannya, sekitar tahun 2015, bertemu dengan berbagai pihak yang terkait dengan Kota Lama di Gedung Jiwasraya depan Gereja Blenduk. Dalam pembicaraan itu antara lain disimpulkan, bahwa Kota Lama harus direvitalisasi.