BLORA (SUARABARU.ID) — Sudah terbukti hingga tiga generasi, anda sudah berapa kali membuktikan kelezatan kuliner minuman khas di kota Blora, ‘Kopi Santen Mbah Sakijah Desa Jepangrejo.’

Bila anda mengaku pecinta kopi, pasti ingin ke desa Jepangrejo deh. Kopi Santen Mbah Sakijah Jepangrejo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora Jawa Tengah tak kalah dengan coffee shop kota besar, meski tempatnya berbentuk kedai meja rumahan dan lesehan.

Pemilik/Owner Kopi Santen Mbah Sakijah Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora, Rokhim, menjelaskan bahwa kira-kira di tahun 1980-an, Mbah Sakijah mendirikan Warung Kopi Santen di Rumah Desa Jepangrejo, Mbah Sakijah adalah neneknya Nur Khomariyah (istri Rokhim), Sabtu, (24/6/2023).

“Jadi saya bersama istriku tercinta Nur Khomariyah ini generasi ketiga, meneruskan warung di rumah, Kopi Santen Mbah Sakijah Desa Jepangrejo, yang sudah melegenda di Kabupaten Blora, bahkan Indonesia,” kata Rokhim kepada media ini, sambil senyum – senyum bersama istrinya.

Rokhim menjelaskan asal mula Kopi Santen ini, yakni saat Mbah Sakijah memiliki Santen sisa memasak sayur, tak sengaja Santennya dipakai untuk membuat kopi, lalu direbus atau dikothok cara orang Blora, setelah matang disajikan kepada suami Mbah Sakijah, bilang Enak.

“Kopi Santen mbah juga diberikan ke tetangga, juga bilang enak, lalu disarankan untuk dijual, dan laku hingga sekarang, peminatnya semakin banyak,” ucap Rokhim disamping istrinya yang mengangguk-aguk tanda membenarkan.

Proses pembuatannya, jelas Rokhim, Kopi Santen ini beda, kopi yang lain itu rata – rata satu jenis kopi, tetapi kalau Kopi Santan Mbah Sakijah Desa Jepangrejo ini, dari dua jenis kopi dicampur potongan-potongan kelapa kecil.

“Jadi kopi kita ini kopi murni,” ujar Rokhim sembari tunjukkan dua kopi aslinya.

Lebih lanjut Rokhim, menjelaskan bahwa Kopi Santen Mbah Sakijah Desa Jepangrejo memiliki kelezatan yang gurih beda dengan kopi lainnya, aroma khas kelapa terasa sedap, tentunya sesuai dengan kekhasan adonan Mbah Sakijah saat itu, warung kopi yang lain itu rata – rata satu jenis kopi saja diaduk lalu direbus.

“Kopi santen ini di kothok atau di rebus menggunakan campuran santan kelapa, dengan takaran yang pas, direbus sampai molak malik, apa namanya itu, sampai mendidih, lalu disajikan dalam gelas,” ucap Rokhim dengan logat mBloranya ‘eh’.

Peminat kopi santen Mbah Sakijah sekarang banyak dari luar kota, karena penasaran dengan namanya, apalagi nama ‘Kopi Santan Mbah Sakijah Desa Jepangrejo’ ini tidak membohongi publik.

“Iya kopi santen disini ini, ya kopi santen sini monggo, silahkan dinikmati apa adanya,” tegas Rokhim.

Sekarang ini, lanjut Rokhim, banyak anak muda (millennia) yang nongkrong di Warung Kopi Santan Mbah Sakijah Desa Jepangrejo, karena tempatnya nyaman, santai dan luas.

“Banyak anak muda yang menghabiskan waktunya nongkrong disini, sambil Ngopi, sekitar 2 jam hingga 3 jam sambil tutul tutul hape mas,” ujar Rokhim.

Singgung soal omzet, kata Rokhim, lumayanlah untuk operasional terutama membayar enam karyawan, yang rata–rata masih saudaranya.

“Mengenai omzet, iya cukuplah buat bayar karyawan 6 orang sekarang ini mas,” imbuh Rokhim sembari mengakhiri pembicaraan dengan awak media ini.

blank
Pramusaji Warung Kopi Santen di Rumah Mbah Sakijah, Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora, sedang mengantar Kopi Santen ke pelanggan. Sabtu, 24 Juni 2023.
Foto: Kudnadi Saputro Blora

Pada kesempatan itu, salah seorang penikmat kopi warga Kelurahan Kunden, Mitra, menyampaikan bahwa setiap minggu atau hari libur dipastikan datang ke Kopi Santen Jepangrejo.

“Saya gowes bersama rekan–rekan tiga sampai lima orang, dari rumah keliling pinggiran Blora, trus mampir di Kopi Santen Jepangrejo ini,” ucap Mitra.

Sambil bersepeda keliling pinggiran Blora, sembari refresing seminggu bekerja, weekend menyempatkan untuk menikmati kelezatan kopi santen yang gurih, imbuh Mitra.

“Rasanya maknyus, lezat ada pahit dan gurih jadi satu, khas santan kelapa terasa sedap,” ucap Mitra sambil nyrutup kopi pesanannya.

Untuk diketahui, Kopi Santen Mbah Sakijah Desa Jepangrejo https://maps.app.goo.gl/wh5Wyvah71uUrxhD7 memiliki rasanya yang pahit bercampur gurih, membuat para pencinta kopi di Kabupaten Blora dan sekitarnya merasa ketagihan saat mengkonsumsinya, bahkah dari luar kota blora (rombongan naik bus) sengaja datang ke kedai Kopi Santen Mbah Sakijah Desa Jepangrejo, mereka ingin membuktikan kelezatan kopi kothok tersebut.

Menurut owner-nya paling ramai pada hari libur, hari besar, juga Minggu, soal harga hanya Rp 6 ribu per gelas. Sekarang ada hidangan tambahan, yakni makanan tradisional, meliputi lemper, lepet jagung, motokebo, nasi bakar, arem-arem, klepon, cenil, sredek, godres, dengan kisaran harga Rp 2 ribu per biji.

Kudnadi Saputro