blank
Tim PkM mahasiswa Ilkom USM foto bersama seusai melakukan kampanye dengan tema "Pencegahan, Perlindungan, dan Penanganan Pelecehan Seksual terhadap Remaja" di SMK Negeri 6 Semarang pada 12 Juni 2023. (Foto:News Pool USM)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sebanyak sepuluh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM) melakukan Pengabdian kepada Masyarakat dengan menggelar kampanye dengan tema “Pencegahan, Perlindungan, dan Penanganan Pelecehan Seksual terhadap Remaja” di SMK Negeri 6 Semarang pada 12 Juni 2023.

Tim PkM USM terdiri atas Ketua Muhammad Zidan Arifanto, anggota Agil Al Arif, Rahman Faishal, Ahmad Sahal Pamungkas, Riski Setiawan, Muhammad Alif Rizky, Nida Nur Aulawiyah, Dwi Astuti, Shyfa Prahinta Pitaloka dan Febriantika Astrid Normalita.

Kegiatan yang diikuti 20 peserta itu menghadirkan narasumber dosen Fakultas Psikologi USM, Kimmy Katkar SPsi MSi dan Mahasiswa Ilkom USM, Nida Nur Aulawiyah. Kegiatan tersebut didampingi dosen mata kuliah Komunikasi Gender dan Minoritas USM, Dr. Yulianto Budi Setiawan SSos MSi.

Ketua Pelaksana, Muhammad Zidan Arifanto mengatakan, kegiatan ini betujuan untuk memberikan wadah bagi para remaja sehingga dapat melakukan pencegahan, perlindungan, dan penanganan terhadap pelecehan seksual.

“Ini merupakan bentuk eksistensi kami sebagai bagian dari perguruan tinggi untuk melakukan perpanjangan ilmu serta bentuk campur tangan kami sebagai mahasiswa untuk terus bangkit bersama masyarakat menciptakan generasi muda yang berkualitas,” katanya.

Menurutnya, pelecehan seksual merupakan hal yang tak lekang untuk terus dibahas. Saat ini, dengan adanya dunia digital mengakibatkan para remaja semakin mudah mengakses konten yang berbau seksual.

“Banyak pro dan kontra dalam hal itu, yang saat ini menjadi konsen kami adalah menggiring para remaja untuk terus menjaga perilaku sehingga menjauhi tindak pelecehan seksual,” ungkapnya.

Dalam kesempatannya, dosen Fakultas Psikologi USM, Kimmy Katkar SPsi MSi mengatakan, usia remaja merupakan usia yang rentan mengalami ataupun melakukan tindak pelecehan seksual. Pelecehan seksual, katanya, saat ini tidak hanya secara langsung tetapi juga dapat melalui media sosial.

“Pelecehan seksual dapat berupa lisan ataupun non-lisan, bisa dilakukan siapa saja, dan bisa dilakukan dimana saja,” ujarnya.

Menurutnya, pelecehan seksual dapat mengakibatkan dampak fatal antara lain, dampak psikologis, adanya dorongan bunuh diri, trauma hebat, stigma buruk masyarakat hingga perubahan perilaku yang menyimpang.

“Sebagai pencegahan, diharapkan agar selalu bersikap waspada, bekali diri dengan ilmu bela diri atau spray cabai untuk mata, lakukan perlawanan, belajar dari kasus yang ada, waspada terhadap orang tak dikenal,” katanya

Dia menghimbau, para korban pelaku pelecehan seksual untuk tidak menyalahkan diri sendiri. Sebaliknya, para korban harus mencari dukungan, mendatangi layanan kesehatan atau layanan pelecehan seksual dan lapor kepada pihak berwajib.

“Menyikapi hal ini, yang perlu dilakukan jika bertemu korban adalah mendengarkan ceritanya, jangan menstigma buruk, berikan informasi terkait hak-hak korban dan dukung korban untuk mendatangi lembaga layanan korban pelecehan seksual,” pungkasnya.

Dosen Mata Kuliah Komunikasi Gender dan Minoritas USM, Dr. Yulianto Budi Setiawan SSos MSi mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian USM dalam menyebarluaskan ilmu sehingga dapat menjaga dan meningkatkan kualitas generasi muda Indonesia ke depan.

“Pelecehan seksual merupakan hal berbahaya yang dapat menggangu masa depan para remaja. Kami mengundang ahli di bidangnya untuk membahas isu ini secara mendalam sehingga mereka dapat mengetahui cara pencegahan, perlindungan dan pencegahan pelecehan seksual,” tandasnya.

Muhaimin