blank
Seorang instruktur menilai hasil cassava cake, yang dibuat salah satu kelompok peserta workshop. Foto: riyan

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Plt Kepala Disporapar Jawa Tengah, Sulistiyo SPd MM mengatakan, pasar bagi usaha kuliner masih sangat terbuka lebar. Bisnis ini tak akan pernah surut, manusia selalu butuh makan. Apalagi jumlahnya terus bertambah.

Hal itu seperti yang disampaikannya, saat membuka workshop pengembangan kewirausahaan bidang pangan, yang berlangsung di Hotel Muria dan di Laboratorium Pangan Dasar serta Laboratorium Nutrisi dan Teknologi Kuliner, Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang selama tiga hari, Rabu-Jumat (7-9/2023).

”Jika kalian masuk ke dunia usaha kuliner dengan sungguh-sungguh, prospek cerah menanti di depan. Kalian pasti bisa sukses di bisnis ini,” kata Sulistiyo, pada acara yang merupakan kerja sama Disporapar dengan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) SCU, dan diikuti 94 peserta dari berbagai Kabupaten/Kota di Jateng ini.

BACA JUGA: Kota Pekalongan Kini Miliki Sekolah Catur

Sementara itu, Sub Koordinator Bidang Pengembangan Kepemudaan Disporapar, Ray FR Azis menyampaikan, peserta workshop ini adalah mereka yang berusia 16-30 tahun, lulusan SD hingga SMA dan tidak mengenyam bangku perguruan tinggi. Kegiatan ini menurut dia, sebagai pemantik awal, agar mereka tertarik masuk ke dunia usaha kuliner.

Selain kuliner, lanjut Ray, ada empat klaster lain yang bisa diikuti, yakni usaha perbengkelan, salon, tata busana, dan startup. Di tahun ini, diprogramkan 1.000 peserta akan mendapatkan manfaat dari berbagai klaster pengembangan usaha ini.

”Kami bekerja sama dengan lembaga-lembaga kompeten pada setiap workshop. Untuk pangan, kami gandeng Teknologi Pangan SCU,” tuturnya.

BACA JUGA: BISA Fest, Ajang Promosi Seni Budaya dan Wisata Kota Pekalongan

Workshop sendiri terbagi dalam dua kegiatan, yakni pengembangan wawasan mengenai potensi kue/snack, aspek sanitasi dan higienitas, pengolahan, kemasan produk, dan prospek bisnis kue.

Materi-materi itu diberikan tiga narasumber dari FTP dan FEB Unika, yakni Dr Christiana Retnaningsih, Dr A Rika Pratiwi, dan Dr Ch Yekti. Materi itu disampaikan pada hari pertama, Rabu (7/6/2023).

Di hari kedua, Kamis (8/6/2023), peseerta menjalani praktik pengolahan kue di Laboratorium Pangan Dasar FTP SCU, didampingi instruktur dari Laboratorium Nutrisi dan Teknologi Kuliner, serta mahasiswa senior dari Program Nutrisi dan Teknologi Kuliner, FTP.

blank
Plt Kepala Disporapar Jateng, Sulistiyo SPd MM, saat memberikan sambutan pembukaan workshop. Foto: riyan

BACA JUGA: Pilihan Pemilu Tentukan Nasib Bangsa, Edy Sujatmiko: Jangan Asal Coblos, Kenali Kontestan Pemilu

Ada tiga macam kue yang mereka praktikkan, yakni cassava cake, pastel ragout dan kue mangkok mawar. Hari terakhir workshop diisi dengan kegiatan evaluasi, post test, dan hal-hal yang bersifat administratif.

Usai workshop, Aprilia (22), wakil dari Kota Semarang menyatakan rasa syukurnya, bisa mengikuti kegiatan ini. Menurut dia, tempat praktiknya bagus, luas dan memungkinkan kerja kelompok.

”Saya senang, karena dapat pengetahuan dan belajar pangan. Selain berkesempatan praktik, juga tambah teman,” tuturnya.

BACA JUGA: Dipastikan Gandem, Pentas Musik dengan Puluhan Unit Mesin Pelantang Suara

Sedangkan Qurotu Ayunnina (29) menyebutkan, sekalipun sudah punya usaha kuliner di rumah, namun pengetahuan baru yang didapat sangat berguna untuk pengembangan usahanya. Misal, pentingnya hiegenitas, kemasan, logo, serta prosek bisnis jajanan.

”Saya sudah punya usaha gorengan di rumah. Di sini belajar menu baru, yang tampaknya bisa saya praktikkan untuk menambah variasi produk jajanan saya. Tidak mahal bahannya, tidak sulit membuatnya. Hasilnya enak dan tampilannya menarik,” tukas dia.

Riyan