Oleh Widiyartono R
TAHUN 80-an, mendadak booming lagu-lagu lama Indonesia. Lagu-lagu yang popular tahun 60-an banyak dirilis ulang. Ada yang memang dinyanyikan oleh pelantun aslinya tetapi ada juga yang muncul dengan penyanyi yang lain.
Saya semula memang tidak terlalu mengenal lagu Pertemuan yang dinyanyikan Ana Mathovani sebelumnya. Tetapi pada awal 80-an itu lagu ini muncul kembali, begitu pula Jangan Ditanya yang dinyanyikan Kris Biantoro, Kopral Jono (Henny Purwonegoro), Alfian dengan lagu Semalan di Cianjur, Senja di Kaimana, Sebiduk di Sungai Musi, dan penyanyi serta lagu-lagu lainnya.
Lagu lama yang dirilis ulang itu diberi tajuk “lagu nostalgia”. Dengan mendengarkan lagu itu, seseorang akan merasakan kembali kenangan yang pernah lewat. Mendengarkan lagunya, kemudian ikut bersenandung, serasa kembali ke masa lalu.
Dan, kala itu kaset lagu nostalgia ini laris luar biasa. Ini menunjukkan bahwa, kenangan masa lalu itu indah untuk dikenang, bahkan kalau mungkin bisa diulang. Tetapi rasanya tidak mungkin kita mengulang masa yang telah lewat. Yang bisa dilakukan ya sekadar mengenang.
Mengapa Harus Bernostalgia?
Ketika usia menjadi makin tua, ada sesuatu yang dirasakan berbeda ketika bisa mengenang Kembali masa-masa lalu, masa muda remaja. Tentu saja Kembali menjadi remaja tidak akan mungkin. Tetapi merekonstruksi Kembali sesuatu yang pernah terjadi pada masa lalu, adalah hal yang bisa dilakukan.
Maka kemudian saya merasakan betul, betapa belakangan ini banyak sekali yang mengajak bernostalgia dengan tajuk yang bernama reuni. Mengapa harus ada reuni? Ya, karena pernah ada pertemuan, pernah bersama-sama (bersatu). Kalau tidak pernah bersama tentu tidak mungkin kita “bersama Kembali”.
Mendadak ingat tulisan di bak truk, “Bukan perpisahan yang kutangisi, tetapi pertemuanlah yang kusesali”. Ya, karena ada pertemuan maka kemudian bisa terjadi perpisahan. Dan setelah berpisah pun akhirnya bisa bersama Kembali.
Lalu mengapa harus ada reuni? Ada jawaban ngaco yang muncul, “Karena kita pernah sekolah.” Apa hubungannya? Ada lagi yang menjawab, “Karena tujuan sekolah itu agar kita bisa reuni”. Wow.
Ya, jawaban-jawaban ini tentu bukan jawaban ideal. Jawaban yang sifatnya slengekan semacam ini merupakan pilihan jawaban yang menyegarkan. Karena ternyata, kebanyakan yang mengajak reuni adalah teman-teman yang pernah bersama di sekolah.