blank
Wali Kota Semarang Hervearita Gunaryanti Rahayu didampingi Ketua PPKL Stadion Diponegoro Pringgo Surjanyo T Rino memberikan paket sembako, kepada sala satu pedagang di Stadion Diponegoro Jalan Ki Mangunsarkoro, Kota Semarang, Minggu pagi (21/5/2024). Foto : Absa.

SEMARANG (SUARABARU.ID) Wali Kota Semarang Hervearita Gunaryanti Rahayu memberikan apresiasi terhadap Pedagang Kreatif Lapangan (PKL) Stadion Diponegoro, yang berkembang dengan baik secara ekonomi dan dapat menciptakan multiplier effect ekonomi atau efek berganda kepada masyarakat sekitar.

“Kami mengapresiasi bahwa perekonomian di sini ini berjalan dengan baik dan berkembang. Tapi juga mohon pengertian untuk temen-temen PKL ini, kan sudah diberi ruang, diberi tempat. Jadi harus menyesuaikan apa yang sudah menjadi aturan di sini,” pesan Mbak Ita sapaan akrabnya usai membuka kegiatan Halal Bi Halal Paguyuban Pedagang Kreatif Lapangan (PPKL) Stadion Diponegoro, di Jalan Ki Mangunsarkoro, Kota Semarang Minggu pagi (21/5/2023).

Oleh sebab itu, lanjutnya, komunitas Car Free Day (CFD) Jalan Ki Mangunsarkoro (PKL Stadion Diponegoro) harus selalu tetap bersinergi dengan masyarakat sekitar, terutama pengguna jalan Ki Mangunsarkoro Kota Semarang.

“Jadi kalau memang (buka lapak jualan) sampai jam sepuluh, ya sampai jam sepuluh karena kan pasti pengguna fasilitas jalan ini kan melewati tempat-tempat ini (Jalan Ki Mangunsarkoro). Pokoknya temen-temen PKL jaga kekompakan, menaati aturan di tempat yang sudah disesuaikan, sehingga kota kita ini jadi bersih,” kata mbak Ita.

Karena sekarang ini masyarakat sangat jeli, masyarakat sangat peka, apa yang jelek sedikit sudah menjadi viral.

” Sehingga kita berharap taati, patuhi, dan kita tetap bisa bersinergi, karena apapun intinya, pemerintah inikan mendorong masyarakat sejahtera, tapi ya itu tadi saling berkolaborasi,” imbau Wali Kota Semarang penuh harap.

Camat Semarang Tengah Aniceto Magno Da Silva pada kesempatan itu juga memberikan apresiasi atas kegiatan halal bi halal yang digelar oleh PPKL Stadion Diponegoro ini, sebab selain untuk menjalin silaturahmi menjaga persatuan juga menciptakan roda perekonomian.

“Kegiatan halal bi halal ini merupakan warisan nenek moyang kita yang harus terus dipertahankan, untuk saling silaturahmi mempererat persaudaraan dan persatuan. PKL ini juga penting, untuk menggerakkan perekonomian masyarakat,” tandasnya.

Ketua PPKL Stadion Diponegoro Pringgo Surjanyo T Rino berharap, para PKL, terutama yang di bawah naungannya, dapat menerima fasilitasi dari Pemerintah Kota Semarang, berupa pemberdayaan SDM yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

“Harapannya, para pedagang (PKL) itu dapat menerima fasilitasi dari Pemerintah Kota Semarang berupa pemberdayaan SDM, agar dapat meningkatkan kesejahteraan para pedagang,” harap Rino, sapaan akrabnya.

Disampaikan pula oleh Rino, untuk mengantisipasi tindak kriminal dan untuk menciptakan kenyamanan pengunjung, sistem perdagangan di sepanjang Jalan Ki Mangunsarkoro atau sekitar stadion Diponegoro yang jumlahnya 1035 pedagang itu, dibagi dalam dua kelompok berjualan tiap minggunya.

“Untuk kenyamanan pengunjung dan antisipasi tindak kriminalitas, kita bagi dalam dua shift dalam berjualan. Jadi Minggu pertama 500-an pedagang, Minggu berikutnya bergantian pedagang lainnya. Alhamdulillah dengan sistem itu, dapat mengurangi tingkat kriminalitas hingga 0 persen. Sebelumnya terjadi (pencopetan) 3-4 kejadian,” jelasnya.

Sedang untuk tingkat perputaran ekonomi atau omzet di PKL Stadion Diponegoro sepanjang Jalan Ki Mangunsarkoro, imbuh Rino, tiap minggunya bisa menyampai ratusan juta rupiah

“Untuk tingkat perputaran ekonomi di sini (PKL Stadion Diponegoro), tiap pedagang mampu meraup omzet rata-rata antara 500 ribu sampai dengan 1 juta. Jika dihitung secara keseluruhan (dengan ratusan PKL), bisa mencapai ratusan juta rupiah,” paparnya.

Absa