Hadir di antaranya Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Ferry Wawan Cahyono, Kepala Diskominfo Jateng Riena Retnaningrum, Anggota Pembina Yayasan Alumni Undip Ir Soeharsojo IPU, Rektor USM Dr Supari ST MT, Ketua Umum KONI Jawa Tengah Bona Ventura Sulistiana, Kepala Stasiun RRI Semarang Danang Prabowo, dan lainnya.

Ger-geran

KH Supandi yang dikenal kocak dalam setiap tausiahnya, dalam kesempatan ini juga menjadikan suasana ger-geran penuh gelak tawa. Dalam tausyiahnya mengaku ketika banyak orang memahami Idul fitri merupakan momentum kembali suci, maka dirinya termasuk orang yang tidak setuju dengan pemahaman tersebut.

blank
Rektor USM Dr Supari ST, MT, Wakul Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono SPi, MSi, Ketua KONI Jateng Bona Ventura Sulistyana, dan pengurus PWI Budi SP dalam acara halal-bihalal di PWI Jateng. Foto: PWI jateng

“Saya orang yang masih berpendapat sama bahwa saya tidak bisa menerima setelah puasa selesai, orang itu kembali suci. Kembali itu sama dengan kepulangan pada keadaan tempat semula. Orang yang diajak kembali suci pasti jauh dari kesucian,” katanya.

Menurutnya, banyak orang juga yang sebenarnya salah dalam menyampaikan permohonan maaf dengan berbagai istilah yang sering disampaikan pada setiap Idulfitri, seperti Minal ‘Aidin wal Faizin yang artinya orang kembali dan menang, bukan permohonan maaf antarsesama. “Banyak yang salah menyampaikan, tapi bagi saya yang penting adalah pesan maaf tersampaikan,” ujarnya.

KH Supandi mengutarakan, permohonan maaf atas dosa-dosa secara umum dilakukan secara vertikal, yakni hablum minallah yang disampaikan kepada Allah Swt dan hablum minannas, secara horizontal dengan orang lain. “Kalau vertikal itu mudah tinggal disampaikan kepada Allah SWT yang sulit itu horizontal habblum minanaas sama orang lain,” imbuhnya.

Pasalnya setiap kali orang berhubungan dengan orang lain pasti ada saja setan yang menyenangkan, seperti setan ghibah. Dimana banyak orang yang merasa senang saat membicarakan kejelekan orang lain. “Selebihnya yang namanya dosa itu ya bisa hilang dengan melakukan taubatan nasuha,” tegasnya.

“Tema Aja Nekat Aja Kumat ini bisa menjadi trik semangat untuk berbuat kebaikan sekecil apa pun. Sebaik-baik manusia mampu memberi manfaat kepada orang lain. Memaafkan dan memberikan manfaat, Insyallah mendapat pahala dari Allah SWT,” katanya.

Dalam kesempatan ini Ketua PWI Jawa tengah Amir Machmud NS menekankan bahwa kehadiran semua di halalbihalal dan silaturahmi ini untuk konsolidasi hati dan konsolidasi rasa.

(*)