blank
Bupati Joko Sutopo (melambaikan tangan) memberikan salam kepada seribu relawan yang menggelar apel kesiapsiagaan bencana di Lapangan Jaten, Selogiri, Wonogiri. Ikut mendampingi, Sekda Haryono (kanan) dan Wakapolres Kompol Andi M Akbar Mekuo (kiri).(Dok.Prokopim Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Bagian Prokopim Pemkab Wonogiri, mengabarkan, Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Sabtu (6/5), memimpin apel kesiapsiagaan Seribu Relawan Bencana. Apel digelar di Lapangan Desa Jaten, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

Kata Bupati, tingginya potensi kebencanaan di Wonogiri, menimbulkan keprihatinan tersendiri. Tahun 2022 lalu, di Kabupaten Wonogiri terjadi sebanyak 82 bencana yang menimbulkan kerugian hingga Rp 1,9 miliar. Menyikapi hal ini, Bupati, menyerukan tentang pentingnya melakukan langkah antisipasi dan penanganan bencana harus menjadi perhatian khusus.

Apel kesiapsiagaan Seribu Relawan Bencana tersebut, merupakan cerminan sikap dalam mempedulikan alam. Bagaimana di masa kecil saya, ungkap Bupati, sungai jadi teman dan wisata yang menarik.

”Tapi bagaimana kondisi sungai kita sekarang ?,” tanya Bupati. Sungai jadi tempat pembuangan sampah. Terjadi pendangkalan aliran, dan kalau hujan selama satu sampai dua jam saja, berpotensi memunculkan bencana banjir yang cukup besar.

Bupati Wonogiri yang akrab disapa Jekek tersebut, menyatakan, hal itu terjadi oleh adanya perubahan sikap dan perilaku sosial masyarakat. Tidak ada kesadaran dari pribadi masing-masing, untuk peduli menjaga alam dan kelengkapan infrastrukturnya. Itu yang kemudian berpotensi jadi bencana.

”Lalu bagaimana daerah resapan-resapan kita ?,” tanya Bupati lagi. Dulu, kalau cari rumput sekaligus berwisata indah sekali dengan keberadaan hutan-hutan dan tanah lapang. Oksigennya banyak, dan menyehatkan. Namun sekarang apa yang terjadi dengan hutan ? Memprihatinkan, terjadi eksploitasi yang luar biasa tidak terkendali. Pada hal lahan hutan memiliki fungsi sebagai pengendali banjir.

Kesadaran

Menyikapi perubahan alam tersebut, Bupati, menekankan pentingnya membangun kesadaran masyarakat, agar memahami kondisi riil yang ada, kemudian muncul kesadaran untuk melakukan langkah dan tindakan preventif guna mencegah dan mengurangi resiko bencana.

Perlu menanamkan kesadaran bahwa kondisi kebencanaan yang muncul, selain faktor alam, juga tidak lepas dari sikap tidak terawatnya lingkungan dengan baik, yang itu dapat berakibat fatal.

Untuk itu, diserukan para relawan harus hadir dan mengedukasi masyarakat, agar mereka punya naluri dan cara pandang yang sama, tentang menyikapi dan mengantisipasi kebencanaan.

”Jika kita melakukan pendampingan, saya yakin kebencanaan di Wonogiri bisa ditekan sedini mungkin,” tegas Bupati. Saya, tambah Bupati, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya untuk para relawan yang telah tulus ikhlas mengabdikan diri pada masyarakat.  ”Inilah prinsip go nyawiji melu handarbeni bagi lingkungan,”
tandas Bupati.

Apel, seribu relawan melibatkan prajurit TNI, Polri, PMI, PMR, BPBD, Tagana, Ormas dan para relawan desa. Mereka melakukan penandatanganan massal bersama di atas media MMT. Ini terkait erat dengan komitmen bersama tentang pentingnya melakukan penanggulangan bencana.

Dalam acara tersebut, mereka juga melakukan dialog dengan Bupati melalui forum saresehan, guna menyampaikan uneg-uneg dan memberikan masukan, sekaligus solusi terhadap berbagai persoalaan kebencanaan di Wonogiri.

Bambang Pur