SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pengembangan inovasi, reformasi birokrasi, dan pemberdayaan masyarakat menjadi kunci utama pengembangan daerah di Kota Semarang selama ini.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat upacara Peringatan Hari Otonomi Daerah (Otda) di halaman Balai Kota Semarang, Rabu (26/4/2023).
“Selama ini ketiga hal tersebut semuanya sudah dilaksanakan di Kota Semarang. Hasilnya dari inovasi-inovasi, Semarang menerima penghargaan perencana pembangunan daerah tingkat provinsi, dan kini maju ke tingkat nasional,” katanya.
Tak hanya itu saja, menurut Wali Kota Semarang yang biasa disapa Mbak Ita ini, Kota Semarang sekarang masuk dalam 10 besar penghargaan Tinarbuka, yaitu penghargaan terkait keterbukaan publik.
Selain itu, inovasi-inovasi yang terkait dengan ketahanan pangan serta pengendalian inflasi juga terus diupayakan pengembangannya oleh Pemkot Semarang melalui sejumlah program.
“Yang terbaru, kemarin kita baru saja mendapat penghargaan dari TPID Jateng untuk program Pak Rahman (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman). Itu merupakan program pasar murah untuk pencegahan inflasi,” katanya.
Lebih jauh Ita mengungkapkan, Kota Semarang saat ini termasuk dalam 10 kota dengan inflasi terendah se-Indonesia. Inflasi year-on-year (YoY) di Kota Semarang di bawah lima persen dan inflasi month-to-month (MtM) saat Ramadan lalu 0,2 persen.
“Saya berharap angka inflasi tersebut bisa terus terjaga. Apalagi, sudah ada instruksi bapak Presiden soal ketahanan pangan, pengendalian inflasi, kemiskinan, stunting, reformasi birokrasi, dan investasi. Ini hal pokok yang harus dikawal agar semua kegiatan bisa unggul di Kota Semarang,” katanya.
Hery Priyono