JEPARA (SUARABARU.ID) – Buyut Mardani yang saat ini telah berusia 80 tahun lebih masih saja harus bekerja mengais rejeki. Penduduk RT 4 / RW 2 Desa Welahan, Kecamatan Welahan Jepara ini mengaku sudah 53 tahun lebih berjualan mainan tradisional yang dipikul berkeliling, dari satu desa ke desa lainnya.
Bukan hanya di Jepara, tetapi pria yang telah memiliki 2 orang buyut dan 10 orang cucu dari 7 orang anaknya ini juga berjualan ke Kudus, Pati, Rembang dan Demak. “Tergantung kaki mau melangkah kemana,” ujarnya saat ditemui SUARABARU.ID tengah mengatur barang dagangannya di teras sebuah toko di Jln. Kartini Jepara.
Bahkan saat masih muda ia pernah berjualan mainan tradisional hasil karya para perajin dari Desa Karangannyar Welahan hingga luar pulau Jawa. “Namun kini tidak kuat lagi jika harus keluar Jawa mas,” ujar Mardani.
Dulu berjualan mainan keliling bisa menghidupi. “Namun kini semakin sulit. Anak-anak tidak suka lagi dengan mainan tradisional. Mereka lebih suka mainan yang ada di handphonenya,” ujar Buyut Mardani. Karena itu ketika ia berangkat dari rumah bisa 4 sampai lima hari baru pulang, tambahnya. Namun jika banyak orang yang punya kerja ia bisa pulang lebih singkat. Sebab ia bisa mremo
Tidak banyak memang hasil Buyut Mardani setiap hari. Dari mainan yang dijual rata-rata ia mendapatkan Rp. 2000 – Rp. 3000 per buah. Sekali berangkat ia membawa sekitar 200 buah mainan jenis otok-otok, kapal terbang, kitiran, ular-ularan.
Saat ditanya dimana ia beristirahat jika malam tiba, Buyut Mardani mengaku bisa tidur dimanapun. “Bisa diteras toko, poskamling atau tempat-tempat lain yang tidak mengganggu orang lain,” ungkapnya.
Sebenarnya anak-anak Buyut Mardani sudah melarang ayahnya bekerja. “Namun selama masih kuat dan sehat saya tidak akan berhenti bekerja. Sebab dengan bekerja ini saya bisa mensyukuri berkah Allah atas rejeki yang diberikan kepada saya. Berapapun akan saya terima dengan syukur,” ujarnya
Hadepe