Melalui pasar murah ini diharapkan warga dapat memperoleh kebutuhan pangan yang jauh lebih murah dari harga di pasar saat ini.

Salah satu contohnya, Mbak Ita mengungkap harga bawang merah di pasar 34 ribu rupiah, sedangkan bawang merah di Pasar Pak Rahman ditemuinya seharga 30 ribu rupiah.

“Ini kan selisihnya lumayan untuk kebutuhan ibu-ibu yang menyiapkan Ramadhan dan Idul Fitri,” imbuhnya.

Hal tersebut tak terlepas dari kolaborasi dengan Bulog dan BUMP (Badan Usaha Milik Petani) yang sejauh ini telah melakukan transaksi langsung dengan petani di sekitar Semarang bahkan dengan petani di Kebumen.

“Jadi ini kan memutus rantai distribusi, sehingga mendapatkan barang yang bagus kualitasnya, langsung dari petani dan harganya ini murah,” terang mbak Ita.

Tidak hanya menggelar pasar murah, dirinya juga menginstruksikan jajarannya untuk menggelar pembagian sembako bagi warga yang tidak mampu di setiap pasar murah Pak Rahman.

Melalui roadshow pasar murah di 16 Kecamatan ini, pihaknya berharap akan memberikan multiplier effect bagi masyarakat.

“Pertama ini untuk menekan inflasi, kedua membantu masyarakat untuk mendapatkan barang pokok yang harganya masih normal bahkan lebih murah dari pasaran,” urai mbak Ita.

Selain itu, kegiatan tersebut juga mendongkrak perekonomian di setiap kecamatan, karena dalam pasar tersebut juga menjual produk UMKM.

Pihaknya juga mengaku siap bila akan memperpanjang pasar murah di setiap kecamatan bila memang dibutuhkan warga.

Tak hanya pasar murah, Ita juga mengaku terus berkomunikasi dengan TNI POLRI untuk menjaga stabilitas pangan.

“TNI POLRI ini juga menjadi mitra untuk membantu mengawasi di pasar-pasar. Kalau harga mahal penyebabnya ada dua, pertama memang ada kelangkaan barang, kedua ada pedagang menumpuk barang,” ungkap Ita.

Sehingga ia berpesan kepada masyarakat untuk tetap tenang, tidak membeli kebutuhan secara berlebihan karena ada TNI POLRI yang akan membantu dalam mengawasi ketersediaan pangan.

“Insya Allah sampai akhir Idul Fitri harga pangan stabil dan tidak ada kenaikan harga di Kota Semarang,” pungkas Mbak Ita.

Hery Priyono