blank
Ilustrasi. Foto: Rek SB

blankOleh: JC Tukiman Tarunasayoga

BERHARAP berita yang saya serap dan sarikan dari medsos ini benar adanya; yaitu kisah apes seorang mantri Kesehatan di Kabupaten Serang, Banten, karena ia membunuh seorang kepala desa (kades). Maksud hati Mas Mantri Kesehatan ini mau “sekedar memberi pelajaran” kepada pak kades dengan cara menyuntikkan obat; ehhhh jebule dosisnya berlebih, sehingga meninggallah pak kades itu.

Cerita singkatnya demikian: Mas Mantri sangat marah kepada kades karena berulangkali kades ini menyelingkuhi istri Mas Mantri. Tidak ingin aib keluarganya terbuka lebar, Mas Mantri ingin menyelesaikan empat mata dengan Pak Kades. Datanglah ia ke rumah kades, -sudah menyiapkan alat suntik berisi obat-, dan pasti terjadilah pertengkaran di situ. Tiba-tiba Mas Mantri menusukkan jarum suntiknya ke tubuh Pak Kades.

Maksud hati hanya dalam dosis kecil saja, agar Pak Kades lemas, lalu Mas Mantri akan leluasa menghujamkan pukulan-pukulan untuk melampiaskan amarahnya. Mengapa mas mantri “berhitung” begitu? Ia berbadan kecil, sedangkan kades kekar besar, dan kalau duel langsung pasti mas mantri akan kalah.

Karena dosisnya berlebih, singkat cerita, meninggallah Pak Kades di Puskesmas; dan saat ini Mas Mantri sedang menjadi pesakitan di meja hijau.

Apes

Inilah contoh kisah apes; dan jika sedang tiba saatnya, siapa pun sangat mungkin mengalami apes. Ada waktu menanam, ada waktu menuai yang ditanam itu; ada waktunya bersukacita, ehhhh ada waktu juga duka cita tiba. Ada waktu mengalami apes, ada waktu seolah-olah hidup ini serba mulussssss semulus paha sapi.

Bacalah apes sebagaimana Anda mengucapkan apel itu manis; atau komentar: “Wuih……..kue apem  ini gurih banget.” Ada tiga makna dari apes ini, pertama, apes berarti ringkih, sekeng, ora kuwat nanggulangi, gambaran kondisi kesehatan seseorang yang kakinya lemah sehingga ia tidak kuat lagi berdiri. “Aku lara apes iki,” keluh seseorang yang sedang menderita apes ketika dijenguk temannya.