blank
Waaster Kasad Bidang Perencanaan dan Kemampuan Teritorial, Brigjen TNI Mateus Jangkung Widiyanto(empat dari kiri), Rektor UNS Prof Dr Jamal Wiwoho (empat dari Kanan ) bersama Kepala Staf Korem 074/ Warastratama Letkol Inf Agus Adhy Darmawan S.I.P., M.l.Pol (paling Kiri ) dan Dandim 0735/Ska Letkol Inf Devy Kristiono, S.E., M.Si (paling kanan) berikut pejabat terkait berfoto bersama. Foto: UNS

SURAKARTA (SUARABARU.ID) -Wakil Asisten Teritorial (Waaster) Kasad Bidang Perencanaan dan Kemampuan Teritorial, Brigjen TNI Mateus Jangkung Widiyanto, mengungkapkan, selama tahun 2022 di seluruh wilayah Indonesia terjadi 3.544 bencana alam.  Jumlah terbanyak adalah bencana banjir.

Hal itu disampaikan dalam orasi Penanggulangan Bencana pada peresmian gedung markas Badan Koordinasi Pelaksana (Bakorlak) Tanggap Bencana SAR Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo. Peresmian gedung di kawasan Kampus Kentingan, Jumat (3/3)

Acara dihadiri Kepala Staf Korem 074/ Warastratama Letkol Inf Agus Adhy Darmawan S.I.P., M.l.Pol mewakili Komandan Korem 074/Warastratama Kolonel Inf Anan Nurakhman, S.I.P., Dandim 0735/Ska Letkol Inf Devy Kristiono, S.E., M.Si dilakukan  Rektor UNS Prof Dr Jamal Wiwoho,

“Kita mengenal bencana terdiri dari bencana alam dan bencana non alam dan bencana sosial. Dampak bencana alam besar, seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir bandang, tsunami dan sebagainya, yang terjadi di Indonesia selama tahun 2022 menelan korban meninggal 861 orang, 46 orang hilang, 6.144 orang menderita dan puluhan ribu orang yang mengungsi,”kata Wakil Asisten Teritorial (Waaster) Kasad Bidang Perencanaan dan Kemampuan Teritorial, Brigjen TNI Mateus Jangkung Widiyanto,

Dampak bencana alam, lanjut  Brigjen TNI Mateus Jangkung Widiyanto yang kehadirannya mewakili Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Letjen TNI Agus Subiyanto, belum termasuk kerugian material berupa fasilitas umum dan perumahan penduduk yang mengalami kerusakan sangat besar.

Pada tahun 2023 sampai Februari tercatat terjadi bencana alam besar sebanyak 248 kali. Di antara bencana itu terbanyak bencana banjir 93 kali, menelan korban 20 orang meninggal dan lebih 80.000 orang mengungsi, serta menimbulkan kerusakan fasilitas umum.

Menyinggung bencana gempa besar berkekuatan 7,5 pada skala Richter di Turki, telah diprakirakan peneliti asal Belanda, Frank Hoogerbeets. Ilmuwan Negeri Kincir Angin itu juga memprakirakan  di wilayah lain termasuk Indonesia akan terjadi bencana gempa besar akibat pergerakan sesar di wilayah Indonesia Timur.

“Bencana alam memang tidak bisa diprediksi. Prakiraan para ahli itu, termasuk yang akan terjadi di wilayah timur Indonesia, bukan untuk menimbulkan ketakutan. Tetapi sebagai peringatan bagi kita untuk meningkatkan kewaspadaan,” jelasnya.