blank
Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng). Foto: hms

SOLO (SUARABARU.ID)– Memberikan akses pendidikan yang baik kepada anak dari keluarga tidak mampu, merupakan cara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, untuk mengentaskan dan menekan angka kemiskinan di provinsi ini. Ide sederhana itu muncul, ketika banyak ditemukan keluarga miskin ternyata berpendidikan rendah.

”Saya menemukan keluarga tidak sekolah. Bahkan mengakses sekolah tidak bisa. Sebenarnya idenya, agar anak-anak yang, maaf, dari keluarga kurang mampu, bisa mengakses. Sesederhana itu saja,” kata Ganjar, saat meresmikan revitalisasi tujuh SMKN di SMKN 8 Surakarta, Rabu (1/3/2023).

Sejak saat itu, Ganjar mulai merintis sekolah gratis bagi keluarga tidak mampu dan miskin, agar dapat mengakses pendidikan. Tepatnya pada 2014, SMKN Jateng dibuka khusus untuk anak dari keluarga tidak mampu.

BACA JUGA: Industri Butuh Banyak Tenaga Anak-anak SMK

Di sekolah dengan sistem boarding school itu, murid tak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun. Seluruh biaya pendidikan gratis, termasuk seragam, makan, dan tempat tinggal. Syaratnya hanya satu, agar bisa diterima di SMKN Jateng, yaitu berasal dari keluarga tidak mampu.

”Ini hanya untuk mereka yang keluarga miskin. Negara membiayai selama tiga tahun pendidikan sampai lulus. Pembiayaan kami biayai dengan APBD Provinsi. Tapi kan persebarannya kurang, maka kemudian kami dorong,” jelasnya.

Sejauh ini, sudah ada tiga SMKN Jateng, yakni SMKN Jateng di Kota Semarang, SMKN Jateng di Kabupaten Pati, dan SMKN Jateng di Purbalingga. Ketiga sekolah itu menggunakan sistem boarding school. Model itu akan direplikasi di sekolah atau SMK yang sudah ada, namun dimodifikasi dengan sistem semi boarding school.

BACA JUGA: Kirab Adipura Kencana Disambut Ribuan Warga Jepara

”Hari ini kami extend dengan 15 sekolah semi boarding. Ditambah tiga boarding school, maka sudah ada 18 sekolah khusus anak tidak mampu. Kami juga sudah siapkan 17 sekolah lagi,” tambah Ganjar.

Diungkapkan juga, dari tiga SMKN Jateng sudah memunculkan banyak contoh baik. Lulusannya terbukti mampu bekerja di perusahaan ternama, bahkan bekerja di luar negeri, dengan gaji di atas rata-rata. Mereka juga mampu menjadi tulang punggung, dan mengangkat derajat keluarga.

Alhamdulillah bagus ya. Makanya kalau kita mau menurunkan angka kemiskinannya itu kalau satu keluarga anaknya kita sekolahkan dengan bagus, maka mereka nanti akan bisa membantu keluarganya itu,” imbuh gubernur dua periode itu.

BACA JUGA: Kabag SDM Polresta Magelang Naik Pangkat Jadi AKBP

Melihat praktik itu memberikan yang hasil bagus, Ganjar berusaha menggenjot dengan menggandeng perusahaan, guna bekerja sama menciptakan teaching industry. Jika selama ini yang dilakukan di SMKN Jateng masih menggunakan dana APBD, maka untuk pengembangan di sekolah lain, dapat melalui kerja sama dengan pihak swasta.

”Nanti selebihnya kami minta bantuan peralatan yang kurang, kemudian koneksi dengan industri, termasuk untuk magang. Mereka berlatih sampai pada kurikulum apa yang dibutuhkan. Itulah nanti perkembangan yang akan kami lakukan,” paparnya.

Bahkan dalam beberapa kali rapat koordinasi penanganan kemiskinan ekstrem di berbagai daerah, Ganjar menegaskan, agar mencari anak usia sekolah yang tidak dapat mengakses pendidikan. Semakin banyak anak dari keluarga miskin diberikan pendidikan, maka pengentasan kemiskinan akan berjalan bagus.

”Kalau kita bisa mencari lebih banyak dari keluarga miskin bisa sekolah vokasi ini, rasa-rasanya pengentasan kemiskinannya akan jauh bisa diselesaikan lebih cepat lagi,” pungkasnya.

Riyan