blank
Para peserta mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar Gabungan 120 Jam (Diklatsargab 120 Jam) yang diadakan kerja sama antara Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Unit Universitas Semarang, KSR PMI Unit STIE Bank BPD Jateng dan KSR PMI Unit Unissula. (Foto:News Pool USM)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Universitas Semarang menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar Gabungan 120 Jam (Diklatsargab 120 Jam) yang diadakan kerja sama antara Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Unit Universitas Semarang, KSR PMI Unit STIE Bank BPD Jateng dan KSR PMI Unit Unissula.

Kegiatan mengambil tema ”Menciptakan Relawan yang Sigap, Cepat, dan Tanggap dalam Pertolongan Pertama serta Menangani Situasi Bencana” yang diadakan pada 20 – 26 Februari 2023.
Ketua UKM KSR PMI USM, Andri Gunawan mengatakan, tujuan kegiatan sebagai syarat mutlak bagi mahasiswa untuk menjadi bagian anggota dalam UKM KSR.

”Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai syarat mutlak bagi mahasiswa untuk menjadi bagian dan diakui oleh Universitas Semarang serta secara internasional. Jadi jika kerja di lapangan harus ada sertifikat pelatihan itu dan tidak boleh sembarangan,” katanya.

Sebanyak 47 peserta mendapatkan materi seperti pembelajaran mengenai sejarah berdirinya PMI, lambang, tanggung jawab, dasar hukum, serta pelatihan penanganan pertolongan pertama dan pertolongan lanjutan apabila terjadi kecelakaan maupun bencana alam.

”Materi diberikan dari Senin sampai Jumat tentang sejarah, pendidikan dasar seperti pertolongan pertama hingga perawatan darurat. Untuk di Sabtu dan Minggu kita full di USM, sedangkan pada Minggu kita adakan simulasi untuk melatih teman-teman apa yang harus dilakukan saat diturunkan waktu bencana terjadi di daerah,” jelasnya.

Kegiatan Diklatsargab 120 jam ini dibuka Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Dr. Muhammad Junaidi,S.HI.,M.H., pada Senin (20/02).

Andri berharap, kegiatan ini dapat mewujudkan anggota sukarelawan sigap, cepat dan tanggap dalam memberikan penanganan khususnya saat situasi bencana terjadi.

”Saya berharap, sesuai konsepnya menciptakan sukarelawan yang sigap, cepat, dan tanggap dalam pertolongan pertama serta menangani situasi bencana dapat terwujud. Sekaligus dapat membuat anggota atau bagian dari KSR itu sadar serta menjadi bangga terhadap pdh yang dipakai. Lalu mereka juga dapat mengerti mengenai lambang yang harus digunakan serta pertolongan atau penanganan apa yang harus diambil,” ungkapnya.

Muhaimin