MAGELANG (SUARABARU.ID) – Kota Magelang menerima penghargaan dari Pemprov Jawa Tengah karena berhasil menekan angka pengangguran secara signifikan.
Piagam penghargaan diserahkan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Sakina Rosellasari kepada Sekda Joko Budiyono di Ruang VIP Kantor Pemkot Magelang, Rabu (22/2).
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Magelang Wawan Setiadi sebagai leading sektor, Kepala Bappeda Handini Rahayu dan jajarannya hadir pada kegiatan tersebut.
Sakina mengatakan, penurunan tertinggi di Jawa Tengah untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2,02 persen diraih oleh dua kota, yakni Kota Surakarta dan Kota Magelang.
‘’Kami memberikan penghargaan apresiasi atas pencapaian yang sangat signifikan kepada Kota Surakarta, dan kemudian hari ini di Kota Magelang,’’ katanya.
Menurutnya, pengentasan pengangguran di Kota Magelang adalah di sektor informal, karena tidak ada perusahaan/pabrik yang menyerap tenaga kerja dengan skala besar. Banyak wirausaha (entrepeneur) di kota ini yang mampu menyerap tenaga kerja.
‘’Kota Magelang memang sebetulnya tidak ada perusahaan yang padat karya atau perusahaan pabrik yang alas kaki, garmen, tekstil atau lainnya yang membutuhkan tenaga kerja sangat banyak. Kebetulan kan nggak ada,’’ ungkapnya.
Tetapi, lanjut Sakina, kok sampai Kota Magelang ini penurunannya sangat signifikan. Ternyata menumbuhkan entrepreneur sektor informal.
Selain itu, dukungan anggaran dari pemerintah daerah di bidang pelatihan juga tinggi. Pelatihan-pelatihan tersebut mampu menambah skil dan menciptakan entrepreneur mulai dari kuliner dan jasa lainnya.
Sekda Kota Magelang Joko Budiyono bersyukur telah mendapat penghargaan lantaran angka penurunan TPT mencapai 2,02 persen. Dia mengatakan, Disnaker selaku pengampu teknis dinilai sangat peduli terhadap tugas pokok dan fungsinya.
‘’Terutama dalam rangka mengurangi pengangguran dan berhasil. Sehingga penghargaan dari pemerintah provinsi diberikan kepada jajaran Disnaker,’’ ujarnya.
Pemkot terus berupaya merespons dan mendukung jalannya program yang telah direncanakan, khususnya anggaran. Dengan begitu, program tersebut dapat terealisasi dalam rangka mengurangi pengangguran terbuka.
Joko menambahkan, kunci dari kemiskinan ada pada pengangguran. Ketika bisa diatasi dengan baik, kemiskinan perlahan bakal menurun. Meskipun, kemiskinan tidak bisa zero atau menyentuh angka 0 persen.
Upaya penurunan pengangguran itu, lanjut Joko, dilakukan dengan mencetak wirausaha baru. Mengingat di Kota Magelang tidak memiliki industri atau pabrik.
‘’Jadi bukan dari padat karya, tapi di luar itu,’’ terangnya.
Dia menyebut, pada 2022, Pemkot telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 3,1 miliar untuk menggelar berbagai pelatihan guna mencetak wirausaha baru.
Sedang tahun ini, Pemkot menganggarkan Rp 7 miliar untuk program padat karya. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 4,7 miliar dimanfaatkan untuk memberi pelatihan kepada masyarakat seperti pelatihan barista, barbershop dan sebagainya. (pemkotmgl)