WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Warga korban banjir di Kota Wonogiri, minta agar pemerintah memberikan win-win solusion supaya banjir dari air lepasan Waduk Gajahmungkur tidak terulang dan terulang terus.
Yakni solusi agar satu sisi kepentingan water control oleh pengelola Waduk Gajahmungkur dapat dijalankan sesuai Standar Operasion Prosedure (SOP) teknis pengaturan, dan di sisi lain warga tidak selalu menjadi korban kebanjiran sebagai dampak adanya pelepasan air Waduk Gajahmungkur.
Sebagaimana pernah diberitakan, saat pintu pelimpas (spillway) Bendungan Serbaguna Wonogiri atau Waduk Gajahmungkur dibuka, dampaknya puluhan rumah warga di Kota Wonogiri kebanjiran. Rumah-rumah warga di 4 kampung di 2 kelurahan kebanjiran. Utamanya rumah-rumah warga yang berlokasi di bantaran tepi alur sungai Bengawan Solo bagian hilir bendungan.
Lokasi banjir berada di Lingkungan Sukorejo dan Kedungringin di Kelurahan Giritirto, berikut di Lingkungan Sanggrahan dan Salak di Kelurahan Giripurwo. Tidak ada korban jiwa dalam banjir yang melanda sekitar 67 keluarga tersebut, tapi mereka harus mengungsi ke rumah tetangga yang tidak kebanjiran.
Perinciannya, untuk Lingkungan Sukorejo sebanyak 20 keluarga, Lingkungan Kedungringin 21 keluarga, Lingkungan Sanggrahan 23 keluarga dan di Lingkungan Salak sebanyak 3 keluarga.
Sementara itu, Tim Search And Rescue (SAR) Kabupaten Wonogiri pimpinan Kasat Binmas Polres AKP Setiyono, memberikan edukasi kepada warga Kota Wonogiri yang wilayahnya terkena banjir air lepasan Waduk Gajahmungkur Wonogiri.
Bersamaan itu, sebanyak 20 personel SAR Wonogiri disiagakan di empat titik, yakni di Baben Sukorejo, Kedung Ringin, Kajen dan Sanggrahan-Salak. Keempat titik tersebut, selalu menjadi langganan banjir setiap dilakukan pelepasan air Waduk Gajahmungkur.
Bambang Pur