KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)- Sejumlah guru sekolah dasar di Kecamatan Pakis yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang memproduksi sebuah film edukasi berjudul “Pustaka Aksara Borobudur”.
“Pembuatan film ini didasari rasa prihatin terhadap generasi muda yang saat ini sudah banya melupakan nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat,” kata Selain itu, lanjutnya, dipilihnya tema film seperti itu dikarenakan rasa prihatin terhadap generasi muda yang mulai melupakan nilai-nilai budaya,” kata penulis naskah film Pustaka Aksara Borobudur Widi Astuti.
Widi mengatakan, pembuatan film tersebut untuk memberikan edukasi bagi kalangan generasi muda khususnya anak-anak untuk peduli melestarikan budaya bangsa.
Menurutnya, pembuatan film tersebut untuk menangkal arus globalisasi yang telah menyerang generasi muda sehingga lupa akan budaya bangsa yang adhiluhung.
“ Anak-anak saat ini mulai apatis dan tidak peduli terhadap budaya bangsa. Dan, dipilihnya film ini sebagai sarana memperkenalkan nilai edukasi karena dirasa lebih efektif dan dekat kepada generasi milenial,” katanya.
Ia menambahkan, dalam film yang mengambil lokasi pembuatan di sekitar kawasan Candi Borobudur tersebut , mempunya pesan moral dan nilai edukasi dapat tersampaikan kepada anak didik. Yakni, peduli dalam melestarikan budaya bangsa.
Widi menjelaskan sinopsis film tersebut yakni, tokoh utamanya adalah Rangga, seorang anak yang belum paham akan nilai keagungan cagar budaya Candi Borobudur. Dan, bersama guru dan teman sekelasnnya, n Rangga mengunjungi Candi Borobudur dan bertemu staf dari Balai Konservasi Borobudur dan Cagar Budaya.
“Di tempat itu, Rangga mendapatkan banyak penjelasan dan tersadar akan pentingnya menjaga nilai spiritualitas dan upaya melestarikan budaya bangsa,” jelasnya.
Widi menambahkan, Film Pusaka Aksara Borobudur tersebut merupakan film ke sembilan yang diproduksi oleh guru-guru SD yang berada di bawah naungan PGRI Kecamatan Pakis.
Sementara itu, salah satu pemeran dalam film Pustaka Aksara Borobudur, Ikhsan mengaku senang terlibat dalam proses film edukasi ini.
Menurutnya, dalam film tersebut dirinya memerankan tokoh Rangga dengan karakter kritis dan energik.
“Peran Rangga ini, anaknya nakal gitu. Untuk kesulitan memerankannya tidak ada. Karena, sebelumya sudah pernah main film juga,” tuturnya.W. Cahyono
KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)- Sejumlah guru sekolah dasar di Kecamatan Pakis yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang memproduksi sebuah film edukasi berjudul “Pustaka Aksara Borobudur”.
“Pembuatan film ini didasari rasa prihatin terhadap generasi muda yang saat ini sudah banya melupakan nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat,” kata Selain itu, lanjutnya, dipilihnya tema film seperti itu dikarenakan rasa prihatin terhadap generasi muda yang mulai melupakan nilai-nilai budaya,” kata penulis naskah film Pustaka Aksara Borobudur Widi Astuti.
Widi mengatakan, pembuatan film tersebut untuk memberikan edukasi bagi kalangan generasi muda khususnya anak-anak untuk peduli melestarikan budaya bangsa.
Menurutnya, pembuatan film tersebut untuk menangkal arus globalisasi yang telah menyerang generasi muda sehingga lupa akan budaya bangsa yang adhiluhung.
“ Anak-anak saat ini mulai apatis dan tidak peduli terhadap budaya bangsa. Dan, dipilihnya film ini sebagai sarana memperkenalkan nilai edukasi karena dirasa lebih efektif dan dekat kepada generasi milenial,” katanya.
Ia menambahkan, dalam film yang mengambil lokasi pembuatan di sekitar kawasan Candi Borobudur tersebut , mempunya pesan moral dan nilai edukasi dapat tersampaikan kepada anak didik. Yakni, peduli dalam melestarikan budaya bangsa.
Widi menjelaskan sinopsis film tersebut yakni, tokoh utamanya adalah Rangga, seorang anak yang belum paham akan nilai keagungan cagar budaya Candi Borobudur. Dan, bersama guru dan teman sekelasnnya, n Rangga mengunjungi Candi Borobudur dan bertemu staf dari Balai Konservasi Borobudur dan Cagar Budaya.
“Di tempat itu, Rangga mendapatkan banyak penjelasan dan tersadar akan pentingnya menjaga nilai spiritualitas dan upaya melestarikan budaya bangsa,” jelasnya.
Widi menambahkan, Film Pusaka Aksara Borobudur tersebut merupakan film ke sembilan yang diproduksi oleh guru-guru SD yang berada di bawah naungan PGRI Kecamatan Pakis.
Sementara itu, salah satu pemeran dalam film Pustaka Aksara Borobudur, Ikhsan mengaku senang terlibat dalam proses film edukasi ini.
Menurutnya, dalam film tersebut dirinya memerankan tokoh Rangga dengan karakter kritis dan energik.
“Peran Rangga ini, anaknya nakal gitu. Untuk kesulitan memerankannya tidak ada. Karena, sebelumya sudah pernah main film juga,” tuturnya.W. Cahyono