BUMN
Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re, Benny Waworuntu saat menjadi pembicara dalam Kongres III Serikat Pekerja BUMN. Foto : Istimewa

JAKARTA (SUARABARU.ID)- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersama para pekerjanya  tergabung dalam Serikat Pekerja BUMN dinilai memiliki peran yang signifikan dalam membantu pencapaian target visi Indonesia Emas 2045.

Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re, Benny Waworuntu dalam siaran pers yang diterima Sabtu ( 11/2/2023) mengatakan, BUMN dengan nilai aset mencapai 9.000 triliun dan ekosistem usaha yang sangat beragam tentu memainkan peran penting dalam mewujudkan visi tersebut.

“BUMN memainkan peranan yang sangat penting sebagai driver dan

katalisator untuk ikut mendorong pencapaian target-target yang ada di Indonesia Emas 2045,” kata Benny.

Menurutnya, para pekerja, bisa berkontribusi baik sebagai individu maupun  pekerja dalam organisasi usaha.Sehingga, BUMN bisa menjadi penggerak utama baik sebagai keseluruhan maupun masing-masing organisasi usaha di bidangnya.

“BUMN dan Serikat Pekerja  BUMN bisa memainkan peranan penting sebagai agen perubahan baik secara individu maupun organisasi dalam menjalankan peran berdasarkan core value kami, AKHLAK [amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif,” ujarnya.

Ia mencontohkan, di sektor asuransi saja, BUMN memiliki perusahaan yang bergerak di sektor asuransi jiwa, asuransi umum, dan reasuransi, serta  layanan usaha berbasis syariah.

Tidak hanya sebagai organisasi usaha, BUMN juga didukung oleh ratusan ribu  sumber daya manusia atau SDM yang kuat di bawah Serikat Pekerja BUMN yang menjadi aset atau modal utama sebagai agen perubahan di nusantara.

Tantangan BUMN

Untuk membantu perwujudan visi Indonesia Emas 2045 mendatang, ada

sejumlah tantangan yang dihadapi oleh BUMN dan SP BUMN.  Yakni, dari sisi organisasi dan  kedua dari sisi sumber daya manusia.

“Terkait organisasi, BUMN harus bisa terus mengkaji organisasi agar dapat memaksimalkan produktivitas dari karyawan dan proses bisnis,”jelasnya.

Menurutnya,ekosistem BUMN sudah mengerucut dengan 41 perusahaan

inti. Dengan kondisi itu, BUMN perlu terus mengkaji apakah bentuk atau ekosistem yang sudah terbentuk itu sudah cukup efektif untuk bisa berkembang dan saling melengkapi.

Sementara dari sisi SDM, kesiapan pekerja perlu menjadi perhatian setiap BUMN. BUMN,harus bisa memastikan bahwa pengembangan SDM bisa berjalan optimal.

“Selain itu, setiap pekerja BUMN harus memiliki inisiatif untuk melakukan pengembangan diri baik di dalam organisasi maupun

secara mandiri,” katanya. W. Cahyono