blank
Ketua DPRD Kudus Masan saat menunjukkan Pojok UMKM yang ada di gedung dewan. foto: Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus memberikan fasilitas lapak dagang bernama Pojok UMKM di lantai dua gedung DPRD KudusGerai ini bertujuan untuk mengenalkan UMKM agar bisa dikenal lebih luas.

Berada di sisi kanan pintu masuk gedung utama, Pojok UMKM dibangun dengan cantik. Disekat dengan dinding kaca, sejumlah barang kerajinan produk UMKM nampak berjajar rapi dan bakal mencuri perhatian pengunjung yang datang.

Ketua DPRD Kabupaten Kudus, Masan mengatakan ada sembilan komunitas UMKM yang ikut bergabung dalam gerai tersebut. Di antaranya adalah komunitas bordir, batik, konveksi, eco print, kerajinan, hingga makanan dan minuman.

Masan menyebut, lahirnya Pojok UMKM adalah bentuk kepedulian DPRD terhadap para pelaku usaha mikro kecil dan menengah.

Dia berharap, pelaku usaha yang memiliki produk unggulan bisa memanfaatkan fasilitas tersebut sebagai wadah memasarkan produk masing-masing kepada tamu-tamu DPRD dari berbagai daerah.

“Fasilitas ini sudah bisa diakses mulai pertengahan Januari secara offline. Jadi pengunjung bisa melihat langsung produk UMKM dan hasil kerajinannya, sehingga dapat memberikan kepuasan sendiri untuk membelinya,” terang dia, Rabu (8/2).

Masan menjelaskan, Pojok UMKM ini hadir setiap Senin – Jumat dari pagi hingga sore hari dengan menampilkan berbagai displai produk unggulan.

Nantinya, para tamu DPRD dari berbagai daerah di seluruh Indonesia bisa melihat dan membawa oleh-oleh khas Kota Kretek ketika studi banding atau berkunjung di DPRD Kudus. Mereka akan disuguhkan langsung produk masyarakat Kudus, artinya tidak hanya melihat dari media sosial atau market place saja.

Tak hanya itu, Masan juga bakal memfasilitasi pengunjung yang berkeinginan melihat langsung produksi produk UMKM. Baik jenis bordir, batik, konveksi, kerajinan, hingga olahan makanan khas Kota Kretek.

Pihaknya berharap, Pojok UMKM ini menjadi inovasi wadah baru dalam rangka mengembangkan pelaku usaha kecil di Kudus. Sehingga, market pemasaran UMKM bisa semakin luas ke berbagai daerah hingga ke manca negara.

“Kalau pasar semakin luas, nanti produknya bisa lebih dikenal, produksi jadi meningkat, dan bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja, ekonomi naik, masyarakat jadi semakin sejahtera,” tuturnya.

Produk Pilihan

Sementara, Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disnakerperinkop-UKM) menyambut baik usulan DPRD Kudus dalam mendirikan Pojok UMKM di gedung DPRD lantai 2.

Kepala Disnakerperinkop UKM Kabupaten Kudus, Rini Kartika Hadi Ahmawati mengatakan, ide yang dilontarkan anggota dewan tentang Pojok UMKM langsung ditindaklanjuti dengan memanggil beberapa pelaku UMKM yang masuk kualifikasi. Yaitu UMKM yang sudah lengkap persyaratannya, mulai dari izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), sertifikasi halal, mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB), izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bagi produk kosmetik, dan beberapa persyaratan lainnya.

Menurut dia, hasilnya dipilih berdasarkan kualifikasi yang berlaku, terdiri dari pelaku usaha di bidang makanan dan minuman, bordir, batik, ecoprint, dan juga kerajinan.

Menurut dia, saat ini ada 17.182 pelaku UMKM yang terdata di Kabupaten Kudus. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 27 ribuan pelaku UMKM, yang didominasi produk olahan makanan dan minuman mencapai 40 persen.

Melalui Pojok UMKM ini, Rini berharap, UMKM di Kudus terbantu dalam penyediaan tempat berjualan. Apalagi, pelaku usaha tidak perlu membayar uang sewa lapak karena digratiskan dari semua biaya.

“Pemkab dan DPRD bersama-sama memperkenalkan dan mempromosikan produk UMKM Kudus. Karena yang masuk kualifikasi adalah UMKM yang sudah lengkap legalitas dan perizinannya,” ujar Rini.

Ads-Ali Bustomi